Saturday, August 15, 2009

Ranah Minang





  1. Jam Gadang
  2. Perpustakaan Bung Hatta
  3. Jembatan Limpapeh
  4. Foto dengan penggemar JADPS di Ngarai Sianok

Sunday, August 9, 2009

Detik-detik sakratul maut Rasulullah SAW

ADA sebuah kisah tentang cinta yang sebenar-benar cinta yang dicontohkan Allah melalui kehidupan Rasul-Nya. Pagi itu, walaupun langit telah mulai menguning, burung-burung gurun enggan mengepakkan sayap. Pagi itu,Rasulullah dengan suara terbatas memberikan kutbah,

"Wahai umatku,kita semua ada dalam kekuasaan Allah dan cinta kasih-Nya. Maka taati dan bertakwalah kepada-Nya. Kuwariskan dua perkara pada kalian, Al Qur'an dan sunnahku. Barang siapa mencintai sunnahku, berarti mencintai aku dan kelak orang-orang yang mencintaiku, akan masuk syurga bersama-sama aku."

Khutbah singkat itu diakhiri dengan pandangan mata Rasulullah yang tenang dan penuh minat menatap sahabatnya satu persatu.

Abu Bakar menatap mata itu dengan berkaca-kaca, Umar dadanya naik turun menahan nafas dan tangisnya.Usman menghela nafas panjang dan Ali menundukkan kepalanya dalam-dalam. Isyarat itu telah datang, saatnya sudah tiba. "Rasulullah akan meninggalkan kita semua," keluh hati semua sahabat didunia.

Tanda-tanda itu semakin kuat, tatkala Ali dan Fadhal dengan cergas menangkap Rasulullah yang berkeadaan lemah dan goyah ketika turun dari mimbar. Disaat itu, kalau mampu, seluruh sahabat yang hadir di sana pasti akan menahan detik-detik berlalu. Matahari kian tinggi, tapi pintu rumah Rasulullah masih tertutup. Sedang didalamnya, Rasulullah sedang terbaring lemah dengan keningnya yang berkeringat dan membasahi pelepah kurma yang menjadi alas tidurnya.

Tiba-tiba dari luar pintu terdengar seorang yang berseru mengucapkan salam. "Bolehkah saya masuk?" tanyanya. Tapi Fatimah tidak mengizinkannya masuk, "Maafkanlah, ayahku sedang demam," kata Fatimah yang membalikkan badan dan menutup pintu.

Kemudian ia kembali menemani ayahnya yang ternyata sudah membuka mata dan bertanya pada Fatimah, "Siapakah itu wahai anakku?" "Tak tahulah ayahku, orang sepertinya baru sekali ini aku melihatnya," tutur Fatimah lembut.Lalu, Rasulullah menatap puterinya itu dengan pandangan yang menggetarkan. Seolah-olah bahagian demi bahagian wajah anaknya itu hendak dikenang. "Ketahuilah, dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara, dialah yang memisahkan pertemuan di dunia. Dialah malakul maut, "kata Rasulullah, Fatimah pun menahan ledakkan tangisnya. Malaikat maut datang menghampiri, tapi Rasulullah menanyakan kenapa Jibril tidak ikut sama menyertainya. Kemudian dipanggilah Jibril yang sebelumnya sudah bersiap di atas langit dunia menyambut ruh kekasih Allah dan penghulu dunia ini.

"Jibril, jelaskan apa hakku nanti di hadapan Allah?" Tanya Rasululllah dengan suara yang amat lemah. "Pintu-pintu langit telah terbuka, para malaikat telah menanti ruhmu. Semua syurga terbuka lebar menanti kedatanganmu," kata Jibril. Tapi itu ternyata tidak membuatkan Rasulullah lega, matanya masih penuh kecemasan. "Engkau tidak senang mendengar khabar ini?" Tanya Jibril lagi. "Khabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku kelak?" "Jangan khawatir, wahai Rasul Allah, aku pernah mendengar Allah berfirman kepadaku: 'Kuharamkan syurga bagi siapa saja, kecuali umat Muhammad telah berada di dalamnya," kata Jibril.

Detik-detik semakin dekat, saatnya Izrail melakukan tugas.Perlahan ruh Rasulullah ditarik. Nampak seluruh tubuh Rasulullah bersimbah peluh, urat-urat lehernya menegang. "Jibril, betapa sakit sakaratul maut ini." Perlahan Rasulullah mengaduh. Fatimah terpejam, Ali yang di sampingnya menunduk semakin dalam dan Jibril memalingkan muka. "Jijikkah kau melihatku, hingga kau palingkan wajahmu Jibril?" Tanya Rasulullah pada Malaikat pengantar wahyu itu. "Siapakah yang sanggup, melihat kekasih Allah direnggut ajal," kata Jibril.

Sebentar kemudian terdengar Rasulullah memekik, kerana sakit yang tidak tertahankan lagi. "Ya Allah, dahsyat nian maut ini, timpakan saja semua siksa maut ini kepadaku, jangan pada umatku." Badan Rasulullah mulai dingin, kaki dan dadanya sudah tidak bergerak lagi. Bibirnya bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu, Ali segera mendekatkan telinganya. "Uushiikum bis shalati, wa maa malakat aimanuku"
(Peliharalah shalat dan peliharalah orang-orang lemah di antaramu)"

Di luar pintu tangis mulai terdengar bersahutan, sahabat saling berpelukan. Fatimah menutupkan tangan di wajahnya, dan Ali kembali mendekatkan telinganya ke bibir Rasulullah yang mulai kebiruan. "Ummatii, ummatii,ummatiii" - "Umatku, umatku, umatku"

Dan, berakhirlah hidup manusia mulia yang memberi sinaran itu.

Kini, mampukah kita mencintai sepertinya? Allahumma sholli 'ala Muhammad wa baarik wa salim 'alaihi... Betapa cintanya Rasulullah kepada kita.

Thursday, August 6, 2009

Jemput Aku di Pintu Surga

Sinopsis Jemput Aku di Pintu Surga

Setelah menyelesaikan pendidikannya di bidang arsitektur, Joko Sutikno bergabung di sebuah kantor konsultan perencanaan. Di kantor konsultan berskala internasional inilah Joko yang lebih dikenal dengan nama John memulai karirnya sebagai arsitek perencana. John berteman sangat akrab dengan Dave yang merupakan partner satu divisi, bersama Dave semua perjalanan cinta sesaatnya dimulai.

Dua budaya dipersatukan dalam pertemanan mereka, John asli Jawa sedangkan Dave merupakan peranakan Jerman dan Arab. Karena telah lama tinggal di Indonesia bahkan sejak masih duduk di bangku kuliah, Dave nyaris tidak terlihat bule dalam percakapan sehari-hari.

Merancang gedung dan disain arsitektur bukanlah satu-satunya kegemaran John, merangkai kata juga kesukaannya, walau demikian John sangat dekat dengan agama, sehingga tidak pernah dalam satu malam sekalipun John meninggalkan sholat tahajud sembari bermunajat padaNya.

John memiliki perjalanan cinta yang tidak mudah, sampai-sampai dia enggan untuk mencoba jatuh cinta lagi. Tetapi suatu hari Dave memperkenalkan adiknya yang bernama Sarah kepada John, dan benih cinta itu mulai bersemai pada hari pertama mereka berjumpa. Saling berkirim surat, berkirim bingkisan, dan pada akhirnya John melamar Sarah untuk dijadikan sebagai teman hidupnya.

Ada sekelumit rahasia yang disimpan rapat oleh Sarah tentang dirinya, dan kerenanya pula cinta mereka menjadi begitu kuat, walau sesekali menjadi rapuh dan putus harapan ...

Percakapan antara mereka berdua sebagai sepasang suami istri, sepasang kekasih, mengalir begitu indah, menggugah, memberi harapan, memberi pencerahan, bahkan bagi hati yang sedang gundah ...

“...Sudahlah sayang, semua adalah takditNya. Susah, senang, gembira, sakit, semuanya berasal dari ALLAH, dan semua bertujuan untuk meningkatkan iman kita...”

Bahkan dalam do’a bersama mereka, sepasang kekasih ini terlihat begitu saling mencintai satu sama lain ...

Ya Tuhan, pemilik seluruh langit dan bumi. Kami sepasang anak manusia yang kau persatuhkan dengan perintahMu ingin menghaturkan do’a, kami yakin hanya Engkau saja yang dapat menolong kami, tanpa pertolongan dariMu maka segala daya upaya kami akan sia-sia belaka … Amiiiin

Ya ALLAH ya Tuhan kami, istriku sedang sakit, aku juga sedang sakit. Sembuhkan sakit kami, karena hanya Engkau saja pemilik khazanah kesembuhan ini, karenanya Ya Tuhan ... sembuhkan kami dengan QurdratMu ... Amiiiin

Ya ALLAH, aku mencintai Sarahku, jika untuk kesembuhannya Engkau menginginkan nyawaku, aku rela nyawaku untuknya, aku rela ruhku telepas dari jasadnya ... apa saja bisa aku lakukan untuk kesembuhannya. Sedangkan untuk kesembuhanku, jangan pernah Engkau sembuhkan, aku ridho dengan sakit yang Engkau hujamkan ke dalam hatiku. Aku mencintaiMu, rasulMu dan juga Istriku, karenanya sembuhkan sakit Sarahku. Bukankah aku ini hambaMu? Siapa yang dapat penuhi permintaan seorang hamba selain Tuannya? Engkau saja Tuhanku, Engkau pelindungku, Engkau Dzat yang Maha Perkasa, pemilik hatiku ...

Canda, tawa, sedih, dan haru menyertai perjalanan cinta dua insan ini, karena perjalanan cinta mereka harus dipisahkan untuk waktu yang lama, bahkan sangat lama …

Wednesday, August 5, 2009

JADPS rilis ...

Setelah ditunggu-tunggu begitu lama, akhirnya rilis juga ... buat Masmedia, thanks ... dan buat teman-teman sekalian, bantuin marketing dong ... wak kak3x ...