OK brow and sist, sesuai requeast agan-agan sekalian... cerita ISTI dilanjutkan kembali.. Bagian 6 sudah sampai wawancara singkat dengan Nyonya besar, istri Pak A. Lalu, kita mau wawancara balik dengan Pak A untuk mengetahui argumen detail tentang alasan mempetsunting Mbak CS (cleaning service)..
Mr. X: "apa kabar Pak, baik..?"
Pak A: "so far, sudah baikan mas.. beneran lho mas, saya takut banget sama nyonya"
Mr. X: "jiaaaaah.. hari gini, ada suami takut sama istrinya, masih jaman ya Pak..."
Pak A: "itu mah hanya lagu mas, 'sejak dulu wanita dijajah pria', lha kenyataannya saya memang takut sama nyonya..."
Mr. X: "dulu, ceritanya bgimana bisa nikah sama nyonya"
Pak A: "disuruh nikah sama Babe, ayahnya nyonya... sebenarnya Babe susah sekali percaya sama orang, dan saya dianggap sebagai karyawan yang loyal, jadinya disuruh nikahi anaknya buat selamatkan perusahaan dari saudara-saudaranya yang suka korupsi duit perusahaan... kalau saya kan orang luar, buat laporan keuangan apa adanya nggak ada yang ditutupp-tutupi, walau hanya belanja pulsa saya tulis semua kalau pakai duit kantor.. akhirnya ketahuan semua borok perusahaan..."
Mr. X: "woooo (bingung sih, koq ceritanya jadi curhat masa lampau gini), lalu kenapa nikah sama Mbak CS, dan kata Mbak CS.. dia belum pernah diapa-apain.."
Pak A: "Em, sebenarnya saya hanya ingin hidup tenang mas.. jenuh, capek, bosan dengan urusan mempertahankan perusahaan yang korup, ingin hidup tenang"
Mr. X: "hidup tenang? menurut Bapak.. yang namanya hidup tenang itu seperti apa?"
Pak A: "seperti petani, pergi ke sawah pagi hari, sebelum dzuhur sudah pulang ke rumah.. punya banyak waktu luang untuk ibadah, bukan melulu urusan duit dan cari duit.."
Hmmmm, njelimet.. saya nggak paham, apakah urusan finansial bukan masalah bagi orang-orang seperti mereka? Bgimana hidup tenang kalau nggak punya duit, betul tidak..? Wait, kita tanyain urusan dengan Mbak CS dulu...
Mr. X: "jadi menurut Bapak, hidup tenang itu adalah tentang hidup sederhana sebagai petani bersama Mbak CS.."
Pak A: "eh, sembarangan.. jiwa pengusaha saya masih melekat dalam diri saya, banyak kesalahan yang dilakukan petani kita, dan saya bisa jadi contoh petani tajir.. yang mau saya raih itu adalah tentang hidup damainya, hidup tenang, tanpa hiruk pikuk isi dunia yang membosankan..."
Mr. X: "saya merasa, ada miss link.. apa urusannya dengan menjadi petani dan menikahi Mbak CS..?"
Pak A: "Em, saya buatkan rumah di kampungnya.. lalu saya juga beli sawah satu petak, tegalan satu petak.. saya mau tunjukkan pada orang kampung bahwa dengan manajemen yang baik, walau hanya satu petak tapi hasil bisa melimpah dan hidup berkecukupan.. mewah sih nggak, secara hanya satu petak doang.."
Mr. X: "hmmmfffff, confuse..."
Pak A: "intinya, saya ingin hidup tenang mas.."
Mr. X: "hidup tenang bagaimana? dimarahin sama nyonya besar begitu koq bilangnya hidup tenang... bgimana sih.. nggak nyambung nih.."
Pak A: "terus terang, kalau bicara cinta.. saya masih cinta sama nyonya dan anak-anak, tapi alur hidup saya nggak bisa dibeli mas.. sudah sejak lama saya merasa dijajah, sapi perah doang.."
Mr. X: "namanya kerja, mestinya untuk keluarga toh pak, kerja keras banting tulang buat siapa lagi kalau bukan untuk keluarga..."
Pak A: "tapinya, bukan dalam tekanan mas... saya dituntut perfect tapi saudara-saudaranya nyonya besar, menggerogoti perusahaan dari dalam... nilai tentder di-mark up sendiri, akhirnya.. yang rugi kan perusahaan juga.. bisa balance sudah syukur alhamdulillah, tapi kalau mengharapkan untung, aduh.. jauuuhh..."
Mr. X: "jadi, sebenarnya Bapak menikahi Mbak CS hanya untuk pelarian saja..."
Pak A: "bisa dibilang begitu, tapi sebenarnya bukan hanya tentang pelarian sesaat, tapi tentang lari beneran dari jalan hidup yang salah.."
Mr. X: "jalan hidup yang salah? maksudnya?..."
Pak A: "bosen mas, ngebelain orang salah biar terlihat benar, kalau saya keluar dari perusahaan ini, sudah kebayang.. hanya dalam hitungan hari, perusahaan akan colapse.."
Mr. X: "eh, ada yang dendam kesumat nih..."
Pak A: "dongkol mas, istri saya mau usir saya dari perusahaan, memangnya bisa apa perusahaan ini tanpa saya, tapi kalau harus pisah dari anak-anak, sepertinya saya nggak sanggup mas, makanya saya diam saja saat nyonya marah-marah di kantor..."
Mr. X: "jiaaaaah, kalau masih sayang sama anak-anak kenapa nikah lagi..."
Pak A: "kan punya istri lain nggak harus pisah dari istri pertama kan mas, betul tidak.."
Mr. X: "iya sih, tapi nyonya besar kan nggak bisa terima dengan kehadiran Mbak CS sebagai madunya, jarang ada perempuan di dunia ini mau dimadu, diracun juga nggak mau pak.."
Pak A: "ha3x.. mas nya bisa saja.."
No comments:
Post a Comment
Ingin berkomentar? cerita yang baik-baik saja, karena DIA suka dengan hal yang baik-baik. Siapa yang membuka aib, maka di akherat ALLAH akan membuka aibnya ...