Thursday, May 21, 2009

03.00 : Umair Bangun




Jadwal bangun Umair jam 03.00 ... lalu mulai rame bangunin orang seisi rumah, supaya segera sholat malam. Abi pun bangun, menyapa Amr sebentar trus ke toilet, donlot, dll, lalu balik lagi ke Umair ajakin obrol tentang isi dunia, tipologi gadis (bekalan buat dia ntar gedhe .. hi3x), dan sebagainya. After that, prepare sholat dan sebagainya ... setiap hari selalu begitu

Monday, May 18, 2009

Bulanpun Tersenyum

Malam ini, aku hanya memandangi bulan yang sedang bersinar terang ... sinarnya begitu hangat, walau hanya mencuri pandang dari jendela utama apartemen, senyumnya membuat akupun ikut tersenyum. Dalam keasyikanku memandangi bulan, Sarah memanggilku, “John, kamu sedang apa”. Masih dengan sungingkan senyum, aku menjawab tanya istriku, “sedang memandang senyum terbaik ke dua di alam semesta”. Sarah kembali bertanya padaku, “senyum terbaik kedua? Kalau begitu ada pemilik senyum terbaik pertama dong, senyum milik siapa?”. Walaupun bertanya, aku tahu sekali dengan gayanya ... pasti Sarah berfikir, dialah pemilik senyum terbaik itu, hmmm ... kerjain ah, “pemilik senyum terbaik itu adalah istri pertamaku ...”.

Sarah gusar, cemberut .. Hi.. hi.. manyunnya itu bikin gemes, sebelum bertambah manyun, harus dibubuhi nih kalimatnya, “kamu kan istri pertamaku”. Sarah kembali tersenyum, “oh, gitu yah, baru menikah beberapa hari sudah buat planning mencari istri kedua dan seterusnya”. Sarah sewot, ciyah .. lucunya, bikin tambah gemes saja, rambut coklat sebahu terkibas begitu cantik saat dia palingkan wajahnya, dari pantulan cermin besar ruang tamu, aku bisa melihat bibir manyunnya yang maju beberapa senti, matanya yang biru kehijauan tampak bertambah indah, ugh ... nggak tahan deh, akhirnya aku samperin, dan berkata, “Sarah, daripada manyum-manyun seperti angkot kenjeran, liat bulan sama-sama yuk ... kursi lipatnya aku geser di depan jendela yah”

Sembari menyiapkan tempat, sesekali aku melirik ke arah Sarah cantikku, masih juga dengan performa manyunnya, yap .. tempat nonton layar tancep sudah siap, akupun memanggil Sarah, “Sarah, sini ... duduk sama aku di sini”. Karena diam saja, akupun menghampirinya dan menggiringnya dengan sesekali mencium tengkuknya yang selalu wangi ... Setelah duduk berduaan sambil memandangi bulan yang tersenyum, aku merangkai sajak garing untuk bulan ...

Bulan, dengarkan lah
Aku sedang merangkai kata
Hanya untuk katakan
Kaulah pemilik senyum terindah

Bulan saksikanlah aku
Sedang tersenyum untukmu
Ditemani pesaing beratmu
Yang sedang cemberut karenamu

Duhai istri terbaikku
Berhentilah cemberut padaku
Karena aku jadi bertambah sayang padamu
Dan juga ingin cubit pipimu

Habis juga kesabaran Sarah, akhirnya keluarlah kata-kata merdunya, “aaahh, sebel .. pokoknya sebel..”. “Sebel kenapa sih sayang”. Sarah menatap wajahku, lalu menatap mataku tajam, “John, seberapa sayang kamu padaku”. Sebelum menjawab tanyanya, aku tersenyum manis untuknya, “Sarah, aku sayang padamu melebihi sayangmu padaku, jika kamu sayangi aku setinggi gunung maka aku akan mencintaimu setinggi langit...”. Kalimatku terputus, karena Sarah memelukku dengan lembut ... “John, kalau saja waktu bisa berhenti, aku ingin waktu berhenti bergerak saat aku dalam dekapmu ...”. Kami berdua diam, diam yang lama... aku biarkan Sarah menghembuskan nafasnya yang hangat menerpa kemeja kantorku yang belum sempat kubuka..., lalu aku membuka kata, “Sarah, aku ingin memandangmu”. Sarah mendongakkan wajahnya ke arahku, mata kami bertemu, aku tersenyum melihat bening bola matanya, aku mendekatkan bibirku pada bibir ranumnya yang manis, aku mencium istriku, satu kali, dua kali, tiga kali, hingga berkali-kali ... kemudian mencium pipinya, cuping telinganya, keningnya, dagunya, rambutnya, lehernya... hmmmffffffff, aku bisa merasakan begitu hangat tubuhnya hingga aku kembali sadar kalau Sarah sedang masa pemulihan setelah pulang dari rumah sakit kemarin...

Akupun diam, begitu pula dengan Sarah ... Sarah diam sambil bermain-main dengan ujung kerah kemejaku ..., “Sarah, liat bulan dan bintang yuk ...”, Sarah hanya tersenyum sambil mengangguk. Kami memandangi bulan yang tersenyum begitu indah, kerling bintang menambah romantis suasana malam kami ...”Sarah, kamu tahu berapa jumlah bintang di langit?” ... Sarah menjawab sekenanya, “sebanyak bulir pasir di laut, kurang nggak yah?” ... “Hmmm, mungkin kurang, sebab Jibril as bisa menghitung jumlah pasir di laut, tetapi tidak bisa mengira pahala para mati syahid, padahal taman surga seorang syuhada lebih luas dari 7 petala langit, dan bintang yang sedang kita lihat sekarang berada pada lapis terdalam langit pertama”. Sarah terdiam sesaat, lalu ucapkan tasbih dan tahmid, “Subhanallah, alhamdulillah ...”. Aku sedikit heran, kenapa tasbih dan tahmid, “kenapa subhanallah dan alhamdulillah wahai penyejuk mataku”. Sarahpun tersenyum dan berkata, “Subhanallah karena begitu maha dahsyatnya pahala para syuhada, dan alhamdulillah untuk syukurku karena memilikimu”...

Aku tersenyum simpul dengan rangkai kalimatnya untukku, akupun menanyakan beberapa perkara tentang dzikir pada Sarah, “Sarah, em ... apa ganjaran satu subhanallah yang dibaca oleh seorang hamba?”. Sarah menatap mataku tajam, lalu mencubit pipiku, aduh .. tatit .., “Ini pertanyaan apa ujian yah? Tapi ok deh .. hemmmm, bila seorang hamba membaca satu subhanallah, maka akan tumbuh sebuah pohon di syurga yang mana besarnya pohon tersebut bila seekor kuda bersayap terbang selama 700 tahun baru selesai mengelilingi pohon tersebut, pohon itu akan berdaun rindang, berbuah, dan juga berbunga, dimana tiap gesek dedaunnya lebih merdu dari alunan apapun di dunia, sedang buahnya begitu rindangnya, bila dipetik tumbuh lagi, dipetik lagi, tumbuh lagi, tidak ada habis-habisnya” ... Sarah menghela nafas, sedangkan aku memandangnya dengan rasa penasaran lebih, seakan membutuhkan jawaban lainnya, kemudian Sarah melanjutkan kalimatnya, “Nabi Sulaiman as bahkan pernah bersabda bahwa, “satu subhanallah lebih berharga dari pada kerajaan Sulaiman”, dan segala sesuatu ada sebabnya, saat Nabi SAW mi’raj hingga menuju arsy, Nabi SAW melihat di surga bahwa para malaikat pembangun tidak melakukan kegiatan membangun sebagaimana mestinya, Nabi SAW bertanya, “mengapa berhenti?”, para malaikatpun berkata bahwa, “bahan bangunannya belum lagi dikirim”, Nabis SAW kembali bertanya, “apakah gerangan bahan bangunannya?”, malaikatpun kembali menjawab, “bahan bangunannya adalah dzikrullah” .. masih banyak fadhilah dzikir dan dzikrullah, aku rasa kamu tau lebih banyak dari aku deh”.

Aku menghela nafas panjang, hmmmmm ...”tahukah kamu apa yang akan dikaruniakan ALLAH untuk para penghafal Al Qur’an ... jangankan untuk para hufadz, untuk orang tua mereka, ALLAH memberi hadiah berupa jubah kemegahan yang terbuat dari cahaya, lalu si anak yang hufadz akan diperintahkan membaca Al Qur’an, dimana setiap kata yang dibacanya akan meninggikan derajat syurga orang tuanya satu derajat hingga semakin tinggi, semakin tinggi, semakin tinggi hingga seluruh KalamNya selesai dibaca ...”

Sarah diam sejenak lalu kembali mengucapkan tasbih dan tahmid, “subhanallah, wal hamdulillah, subhanallah untuk maha dahsyat karunia ALLAH untuk para keluarga hufadz, dan alhamdulillah karena aku memilikimu”. Sarah memelukku begitu lembut, hingga nafasnya yang hangat menerpa dadaku, begitu nikmat rasanya hingga seluruh bagian tubuhku bisa merasakan bahagianya hatiku karena memiliki istri sebaik Sarah ...

Akupun mulai kumat isengnya, usil ah ... “wahai istri pertamaku, janganlah kamu GR dan merasa memilikimu” ... kena deh .. Sarah kembali manyun, lalu membuka paksa kemejaku, “Sarah, mau ngapain sih ... aduh, geli tahu”. Setelah membuka paksa kemejaku, Sarah mulai meraba tulang rusuk kanan dan kiriku, seperti mencari-cari sesuatu, agar tidak penasaran dengan tingkahnya akupun bertanya pada Sarah, “eh, cantik .. lagi ngapain sih ... “. Sarahpun membuka mulut manyunnya, “aku sedang memeriksa tulang rusukmu, ibu bilang kalau seorang istri tercipta dari tulang rusuk suaminya” ... Aduh Ibu mertua, koq bicara nggak ilmiah banget sih, mau tertawa ... iya banget, tapi mendingan aku tambah intensitas usilnya, “hemm, sepertinya ibumu betul deh, makanya saat tes kesehatan, aku lihat tulang rusukku pendek-pendek pada bagian bawahnya, sebelah kanan tiga ruas pendek dan begitu pula sebelah kiri ada tiga ruas yang pendek, apa mungkin istriku ada enam yah ... berarti aku hanya tinggal menanti lima istriku yang lain karena satu sudah berada dalam dekapanku”

Sarah bertambah sewot, mencubit gemas pinggangku, “uggghhhhhh, sebeeeeellll, John jeleeekkk, koq bisa-bisanya kamu ngomong seperti itu ke aku .... aku cemburu taauuuuu”. Aduh sakitnya, tapi aku biarkan saja Sarah mencubitku hingga puas. Setelah beberapa saat kami berdua hanya diam, cukup lama kami hanya bungkam tanpa satu katapun, dan akhirnya akupun membuka kata, “Sarah, bacakan Qur’an untukku, aku ingin mendengarkan suara istriku yang merdu melantunkan KalamNya”. Seperti biasa, sebelum memulai membacakan Qur’an untukku, Sarah tersenyum simpul, manis sekali, membuat wajah cantiknya bertambah cantik, kemudian Sarah bertanya padaku, “Surat apa yang kamu suka wahai suamiku yang tampan ...”. Hi.. hi.. rabunnya lagi kumat nih, aku dipanggil tampan, lalu akupun menjawab, “Surat apa saja yang kamu baca, aku akan suka”.

Kemudian Sarah membaca Surat Al Mu’minum dari ayat pertama, dengan perlahan, hingga memasukki ayat yang bercerita tentang surga firdaus yang diwariskan untuk orang-orang beriman, mataku menitikkan airnya, membasahi pipiku dan menetes mengenai kening istriku. Sarah menghentikan bacaannya, bertanya padaku dengan kebingungan, “John, kenapa menangis?”. Akupun menjawab tanya istriku, “di dunia ini ada tiga kata yang selalu bisa membuat aku menangis, yang pertama adalah kubur, yang kedua adalah surga, dan yang ketiga adalah Muhammad rasulullah SAW”. Sarah semakin bingung dengan tangisku, dan juga jawabku atas tanyanya, “memangnya kenapa?”.

Aku menghela nafas cukup panjang, lalu melanjutkan kalimatku untuk menjawab tanyanya, “karena kubur adalah pintu menuju kehidupan akherat, jika dalam kubur dijadikan taman-taman surga, maka ahli kubur akan selamat selama-lamanya, dan bila dijadikan lembah-lembah neraka, maka ahli kubur tadi akan hina selama-lamanya. Lalu surga, menyebutnya saja rasanya tidak pantas, apatah lagi berfikir bahwa aku adalah penghuni di dalamnya, berbahagialah para pencinta surga yang hatinya penuh cinta hanya pada kehidupan setelah mati, dan umurnya habis hanya untuk mendapatkan surga, sedangkan aku... apa bekal ku menuju kehidupan setelah ini ... dan Nabi Muhammad SAW, aku susah bila menyebut namanya, sedih, gundah gulana, karena Nabi SAW mengenali ummatnya dari amalan ummatnya di dunia, sedangkan aku ... apa amalanku di dunia? Tiadalah aku mengingati ALLAH kecuali sedikit, aku hanyalah aku yang bila mana aku bisa memilih tercipta menjadi apa, aku akan memilih menjadi sehelai rumput yang riwayatnya selesai setelah dimakan oleh binatang ternak”.

Aku masih sibuk dengan air mataku yang mengalir begitu deras dari kedua ujungnya, sedangkan Sarah memelukku sangat erat dengan berulang-ulang mengucapkan alhamdulillah, alhamdulillah, alhamdulillah, hingga akhirnya kami tertidur dalam naungan bulan yang tersenyum menyaksikan kami menangis karena takut kan ALLAH ...

Rindu Kamu ...

Mengenang 11 tahun tanpa Sarah


Posting Pertama di www.kemudian.com

http://www.kemudian.com/node/231946

Sunday, May 17, 2009

Bulanpun Tersenyum

Senyummu begitu indah
Menaungi kami berdua
Pandangi langit penuh bintang
Ditemani rangkul hangat nafas cantikku

Andai saat itu waktu berhenti
Aku inginkan saat itu kembali
Memelukmu penuh cinta dan kasih
Ditemani pekat malam bertabur bintang

Ku pandang matamu yang indah
Ku nikmati setiap jengkal cantikmu
Bulanpun tersenyum melihat kita berdua
Dalam selubung cinta hanya karenaNya

Ataukah bulan telah tau
Bila kami akan segera berpisah
Dari kehidupan fana nan durjana
Menuju kehidupan abadi tanpa cela

John untuk Sarah
Mengenang 11 Tahun tanpa Sarah

Tuesday, May 12, 2009

Rindu Kamu (Part 2)

Assalamu’alaikum wr wb

Alhamdulillah, subhanallah … apa kabar cantik. Lama yah nggak ketemu, hmffff ada 11 tahun sudah nggak ketemu Sarah, tapi rasanya baru semalem. Hiks … lagi sedih nih, tau kan kalau beberapa saat lalu aku sempat jumpa gadis yang bisa mengingatkan aku denganmu, semua tentang dia pokoknya kamu banget deh … senyumnya, rengeknya, bahkan tangisnya … bedanya, dia tidak menumpahkan tangisnya dipelukku seperti kamu, dia kan bukan dari tulang rusukku … hi3x .. jadi inget dulu sewaktu kamu meraba-raba rusukku, hi3x .. geli tau …

Sarah, emmm … aku lagi kangen berat nih sama kamu, sebenernya belakangan ini aku nggak terlalu sibuk, hanya pusing mikirin beasiswa aja, tapi yah gitu itu, kamu tau aku kan, rasanya nggak patut kalau mau do’a, “ya ALLAH, beri aku beasiswa …” ih, sepertinya gimana gitu, paling juga do’anya begini, “Ya ALLAH, beri aku jalan terbaik sehingga aku bisa segera berjumpa dengan Sarahku …” hi3x .. maksa banget sih … Besok sudah mau prepare dengan berkas beasiswa lagi nih, hmffff … hanya dengan memikirkanmu, aku kembali bersemangat, semagat … karena semua jalan ada sebabnya.

Sayang, emmm … setelah kejadian yang kemarin itu, beneran deh … pokoknya harus fokus lagi, hidup hanya sekali, mau jumpa ALLAH dalam keadaan baik yah di dunia ini tempat kerjanya, beramal sungguh-sungguh, memperbaiki amalan dengan cara Rasulullah, semoga Nabi SAW bisa mengenal kita dengan amalan kita di dunia, jadi ntar kalau ketemu di akherat nggak dicuekin, emang enak dicuekin …

Sarah, aku lagi kangen banget nih … kamu tau kan, nggak ada yang bisa gantiin kamu, kamu ya kamu dan dia bukanlah kamu. Hmmmm, yang kemarin memang hanya pelepas rindu sejenak, kamu gak pernah sakiti aku, walau hanya menggores secuil kata di kulit ari hatiku, kamu memang yang terbaik … hmmmffff, akherat kehidupan yang pasti … aku mau bawa bekal apa? Sayang, aku sayang banget sama kamu, sampe habis umur ini, nggak bisa lupain kamu … Sayang, mampir-mampir dong ke mimpiku, ditungguin ya … miss you so much … muach3x …

Wassalamu’alaikum wr wb
John with smile … big smile

Friday, May 8, 2009

9 Perkara ...

Ada 9 perkara yang selalu bikin aku sebel, iya .. sebel banget pokoknya. Sebel ini bukan tanpa alasan, tapi semua pake alasan yang jelas, akurat, berstandar ISO 2020 pula. Hmmfffff (menghela nafas nih), pokoknya sebeeelllll ....

Kalau aku sedang ke akademi jubel raya, lalu ada kejadian atau ada yang bilang seperti ini ...
1. Pak, Lapo nang kene ...
Aduuhhhhh, lu lu pade dudul amat sih, aku kan aritek di akademi jubel raya, jadi wajar banget kalau aku melihat progres pembangunan di sini ... kirain internasional beneran, tetapi ternyata lelet amat yah ... hmmffffff, sebeeeeeelllll
2. Ke sini bareng Pak Kyai ya pak ...
Ughhh, kalau aku ikutan sholat subuh, tentu bareng Pak Kyai, tapi kalau tiba-tiba nongol ntah siang, pagi ataupun petang, ya nggak laaa ... Pak Kyai ntuh sibuk mikirin skul kalian biar dapet beasiswa smua ... ughhh, dudul amat sih pertanyaannya ...
3. Saat aku tanda tangan produk NC
Hmfffff, ini ada penggemar nyasar ... tentang pengemarnya sih sudah biasa banget, tapi yang nggak biasa adalah penggemar tadi minta tanda tangan pada lembaran pertama produk Nasi Campur (NC), dan di sana jelas-jelas ada tulisan "dia" only ... ugghhhhh, sebeeelllll, itu kan buat dia, kenapa bisa jatuh ke tangan si ibu guru yang tergabung dalam Babasong Fans Club (BFC) ... alamak, sebel, sedih, jutek, pokoknya campur aduk jadi satu ... ugggghhhh, rasanya seperti jadi superhero fantastic four yang bisa keluarin api ntuh, nah aku lagi kebakar dari ubun-ubun sampe jempol kaki, wusshhhhh, terbakar smua ...
4. Aku lagi baca tulisan buat dia!
Aku hanya bisa memicingkan mata sambil melihat lembaran yang seharusnya buat dia tetapi dibaca sama temannya, si makhluk jadi-jadian, hmffffff ... kalau emang gak suka ya dibuang aja, knapa bisa jatuh ke tangan makhluk ini .. *eh, yang merasa makhluk jejadian, piss yah*
5. Liat murid nggak sopan sama guru ...
Sebenarnya aku hidup di jaman apaan sih, koq bisa yah ada murid tidak sopan pada gurunya, tapi memang seperti kata Pak Kyai, 3 manusia yang bila kamu baik maka mereka jadi buruk, yaitu budak, murid dan istri. Murid kalau terlalu dibaikin malah jadi buruk perangainya, memang para guru seharusnya tengah-tengah, jika terlalu baik pada mereka malah ngelunjak dan susah nolongnya. Jepang maju karena mereka begitu sopan pada guru (sensei), Imam Syafi'i sekalipun bila mendengarkan seorang mebacakan hadits walau seorang anak kecil maka beliau akan tawajuh mendengarkan, "aku telah hafal hadits yang dibacakan anak tadi saat ayahnya masih kanak-kanak", walau demikian sikap seorang Imam Syafi'i selalu sopan terhadap 'gurunya' hatta seorang anak kecil. Tapi hari ini, bagaimana dengan perilaku anak-anak sekarang pada guru? Memprihatinkan, mengecewakan, dan juga memalukan. Ada satu kalimat buat anak-anak yang nggak ada sopan santunnya sama guru, "mampus aja lu!!!"
6. Dia apa kabarnya?
Ini juga, anak-anak yang mau coba-coba akrab ntuh biasanya menanyakan perihal dia ke aku, lha meneketehe ... emangnya aku bapaknya apa???
7. Nih tangan kanannya Pak Kyai
Apa pula ini, eh ... penonton, dengerin smua yah ... secara kemampuan verbal, memang saya sedikit banyak kadang mempengaruhi kebijakan beliau juga, khususnya buat kepentingan lembaga, tapi lu goblik kalau sampe menjilat pantatku buat dapet jabatan di sini, itu hak perogratifnya Pak Kyai, aku mana mau ikut-ikut kalau untuk urusan yang begituan. Kalau buat skenario lulusan, strategi pembangunan, formasi kekuatan di smua lini negara, nah ... saya biasa ikutan, tapi kalau urusan siapa yang mau diangkat jadi direktur ini, kepala itu, ketua apa lah, wah .. gak ikut-ikut ...
8. Ada sampah numpuk di halaman
Ck ck ck ... katanya international, koq bisa yah ... sampah numpuk, pakean kotor juga, jemuran tongkrongannya di pager, aduh maaakkkk
9. Berangkat naik 'mobil barang'
Sebenernya itu mobil buat angkut guru (tapi hi3x .. aku kadang ikutan juga), tapi koq bisa sih guru-guru ditumpuk bareng barang-barang dapur ... hina nian guru dihadapanmu wahai pemilik logistik dapur, hoeeeyyy ... jangan ngawur knapa sih, apa jadinya sekolah kalau gurunya dihinakan lalu duduk jejer minyak tanah, tahu, tempe dan lain-lain ... ngawur

9 perkaa di atas berdasarkan rangking, rangking selanjutnya segera menyusul

Rindu Kamu

Hanya satu baris dia mengirim pesan
Tapi rasanya ... wuuuuush ....
Kembali ke hari itu
Hari di mana dia menyatakan sayang ...

Aku enggan menjawabnya
Bahkan segera menghapus jejak pesan itu
Karena aku memang terlalu sayang
Aku terlalu sayang padanya

Hampir tiap penggal detik ku
Selalu saja hati ini punya jeda detik yang lain
Untuk menyebut namanya
Karena hatiku selalu rindu

Rindu rindu rindu kamu
memanggil manggil namamu

Ha ha ha ... Cik Siti Nurhalizah berlantun lagu
Selalu ku putar mp3 itu di semua gadgetku
Karena hati ini selalu rindu
Rindu kamu ...

Golden Triangle, 08 Mei 2009