Tuesday, May 15, 2012

Catatan kecil 'anggota' ISTI (Bagian 8)

Hello every body, lama nggak nongol nih.. hampir 5 bulan.. btw, ini mau ngelanjutin tentang ISTI the series.. kali ini wawancara dengan Pak B.. em, ada permintaan agar tidak menyebut initial, tetapi nama yang disamarkan. Misalnya Pak A menjadi Pak Arman, Pak B menjadi Pak Bambang, dan sebagainya... ok, ini juga masih konsep.. ntar, full version akan diperbaiki dalam format novel dan juga manuscript untuk film pendek the series..

Setelah janjian bertemu, diputuskan untuk ngobrol di apartemen Pak B dan tentu saja tempat tinggal ibu sekertaris yang menyandang predikat istri kedua Pak B.. *ada yang salah dengan menjadi istri ke 2..? tauk deh... all about our culture and about image in your brain.. dude*

Mr. X: "hello Pak, bagaimana kabarnya, baik..?"
Pak B: "yah, begitulah.. setiap hari sibuk..."
Mr. X: "oh, iya.. maaf sebelumnya, karena ngobrol kita kali ini memang tentang masalah yang sifatnya pribadi, dan.. kalau memang merasa tidak harus disampaikan, menurut saya tidak perlu diceritakan..."
Pak B: "ok, saya akan menyampaikan hal penting saja, dan tidak terlalu pribadi.. privasi seseorang kan memang ada batasnya, bukan untuk publik dan tidak harus diexpose semua seperti artis.."
Mr. X: "ha.. ha.. ha.. Bapak, bisa saja.. baik lah, langsung saja pak.. em, kehidupan rumah tangga Bapak tergolong unik, dimana Bapak sudah berkeluarga dan saat ini memutuskan untuk menikah lagi dan dengan sekertaris bapak sendiri... em, istri ke dua tidak menuntut yang macam-macam nih pak? bukannya beberapa hari lalu istri pertama Bapak datang ke apartemen dan marah-marah, apakah belum pernah cerita sebelumnya? berarti hubungan Bapak dengan nyonya sekertaris memang drahasiakan?"
Pak B: "waaaaa.. pertanyaannya koq banyak dan panjang yah.. em, untuk menjawab ini, baiknya saya panggil istri saya dan juga sekertaris saya.."

OK, forum semakin panas.. ada Pak B, nyonya sektertaris dan juga sang eksekutor, Mr X

Pak B: "beib, sini deh... ngobrol sama tamu kita"
Mr. X: "jiaaah, mesra amat manggilnya, seperti anak muda jaman sekarang.."
Pak B: "umur boleh banyak mas, tapi tentang cinta... jiwa muda.. ha3x.."
Ny S: "ada apaan sih, lagi sibuk nih.. atur schedule kamu buat minggu depan.."
Mr. X: "selamat sore bu, saya dari ArsitekBersastra.. hanya obrolan ringan dengan Bapak, senang sekali kalau ibu bisa bergabung.."
Ny S: "ngobrol tentang apaan nih, proyek, tender atau apaan.."
Pak B: "cinta, koq mikir kerjaan terus sih... rilex sejenak lah... mas nya ini mau tanya-tanya tentang hubungan kita, katanya sih mau di-novel-kan gitu, bener kan mas? from the real story..."
Mr. X: "eh, iya pak.. kalau saya tulis-tulis memang biasanya dari real story.. tapi, kadang dimodifikasi sedikit sesuai pesanan dari reviewer.. misalnya, kalau di Malaysia, publisher tertentu tidak ingin ada kalimat-kalimat yang dianggap tabu di tempat mereka..."
Ny S: "waaah, menarik sekali... ini mau ngobrol tentang apaan?"
Mr. X: "langsung saja ya bu, em.. tentang hubungan antara Bapak dan Ibu, memang sengaja dirahasiakan atau bagaimana?"
Ny S: "kalau saya sih, inginnya tidak ada rahasia-rahasiaan.. terus terang, saya menerima Pak B sebagai suami saya juga dengan penuh pertimbangan, dan alasan yang paling mendasar adalah saya tidak ingin main-main untuk masalah pasangan hidup"
Mr. X: "hmmm, begitu ya bu, tapi kan Pak B sudah punya keluarga, punya istri dan juga anak, apakah Ibu tidak merasa sebagai orang ke-3 diantara mereka?"
Ny S: "emmm, ini memang tentang sudut pandang mas, saya sama sekali tidak mempermasalahkan status Pak B, yang mempermasalahkan hubungan kami adalah istri pertamanya, kemarin saya dilabrak, dicaci maki, dihina, direndah-rendahkan.. saya emosi, saya balas dengan kata-kata senada.. mbok yo dia ambil kaca yang gedhe, trus lihat diri sendiri, lelaki mana yang bisa tahan dengan kelakuannya..! nggak merawat diri, lemak merata diseluruh badan, hadeeeew... gitu mau ngatain kalau saya mengganggu rumah tangga, perusak keluarganya.. wong saya juga nggak minta suami untuk menceraikan dia, kurang baik apa sih saya..? jadwal, kalau Pak B mau ke apartemen dan tidur di sini, silahkan.. mau ke rumah istri tuanya, monggo... tetapi dalam hal ini, status saya jelas.. istri yang syah.."
Mr. X: "jarang lho bu ada yang mau jadi istri ke dua, tapi alasan yang ibu lontarkan tadi memang rasional hanya saja.. ya, gitu deh... sepertinya kultur kita memang belum bisa menerima dengan baik.. istri kesekian pasti dicap sebagai perusak rumah tangga dan stempel ini sudah sangat umum"
Ny S: "yaaah, tersera kata orang sih mas.. makanya saya memilih untuk tinggal di apartemen, kalau tinggal di rumah komplek dan sejenisnya, tentu jadi omongan tetangga, tapi kalau di apartemen... this is gue.. dan ada yang lebih penting, saya memang nggak ngerti-ngerti amat tentang agama, tapi.. selama masih di jalan yang diridhoi olehNya, terserah orang lain mau bilang apa..."
Pak B: "beib, keren amat ngomongnya... iya dah, ikut.. selama masih di jalan yang diridhoi olehNya"
Ny S: "yaaah, ikut-ikut... kemarin istri kamu marah-marah, kamunya diem aja.."
Pak B: "yeeee, kalau ikut-ikutan ntar dikira belain salah satu, mending diem aja.. urusan para istri, meletakkan posisi sebagai juri yang netral saja deh.."

Sumpe, bingung... ini mereka pada ngobrol sendiri, helloooo.. ada tamu nih, kenape aye dianggurin.. he3x.. OK, untuk sementara sampai di sini dulu, ntar sambung lagi pada bagian ke 9, sebab obrolan dengan Pak B belum tergali sama sekali... tunggu tanggal mainnya.. :-)

No comments:

Post a Comment

Ingin berkomentar? cerita yang baik-baik saja, karena DIA suka dengan hal yang baik-baik. Siapa yang membuka aib, maka di akherat ALLAH akan membuka aibnya ...