Ya ALLAH, aku cerita atau pun tidak maka sungguh Engkau pasti sudah tahu bagaimana tersiksanya hatiku karena terkadang hati ini masih saja mengingati namanya. Ya ALLAH, begitu Maha Luas karuniaMu, tapi kali ini aku memohon dengan sangat, aku sudah bosan mengingatinya, walau hanya menyebut sepenggal namanya ... kau pasti tahu, bagimana sakit hati ini, luka, berdarah, dan lukanya menganga, sudah sejak kemarin dihinggapi lalat, kini di atas luka hatiku telah bersemayam belatung... belatung itu saja yang bisa mengikis luka ku sedikit demi sedikit. Tapi aku ingin kesembuhan yang sempurna, hapus semua namanya dari hatiku. Engkau Maha Kuasa atas segala perkara, selepas do'aku pun Engkau bisa melakukannya, tapi kenapa selalu Kau sisakan sebagian di dalam hatiku. Aku tidak bisa membencinya, tapi aku pasti bisa melupakannya, bahkan semua sebab-sebab dzohir sudah aku sirnakan, telahpun musnah tak bersisa.
Berapa banyak orang yang menawarkan dirinya untuk menyembuhkan lukaku, tapi sungguh aku enggan untuk kecewa, aku tidak ingin terluka lagi ... aku melihat dunia, melihat ke depan, dan terdapat kehidupan luas membentang, tanpa dia ... karena aku tidak ingin aku luka untuk kesekian kalinya, karena bilamana aku luka, semakin dekat jarak antara aku denganMu, aku khawatir salah berucap do'a, salah meminta yang dengannya akan memberi mudhorat pada sebagian orang ... laa ilaha ilallah, laa quwata ila billah
Kemarin saat bedah buku, ada yang datang menghampiri ku dan kami pun berbicara ringan
gadis: "Pak, nggak main-main ke Kudus!"
aku: "Ada agenda apa ya?"
Saat aku menjawab tanya darinya aku tidak melihat wajahnya, lalu saat aku melihat wajahnya... zaapppp, aku sepertinya kenal, aku sepertinya paham dengan cahaya yang memancar dari wajahnya, jantungku berhenti berdetak karena aku tahu bahwa gadis ini menyimpan Al Qur'an di hatinya. Subhanallah, ALLAH Maha Kuasa ... tapi aku coba untuk bersikap biasa-biasa saja ...
gadis: "ya main saja ke Kudus"
aku: "maaf, kalau tidak ada agenda yang jelas, saya nggak biasa pergi ke luar kota apalagi kalau tanpa agenda"
Gadis itu pun pergi walau tetap tersenyum tapi aku melihat raut yang lain, kemudian akupun melanjutkan sesi tanda tangan peserta bedah buku yang membeli novelku yang katanya penerbit novelnya mau diangkat jadi cerita film, ah .. whatever deh. Sedangkan untuk gadis itu, hmmmm ... aku sudah hilang rasa untuk bisa mencintai makhluk, kalau pun harus ada maka bukan dari sini, bukan dari orang yang pernah tahu tantang aku. Orang itu harus orang yang khusus dan bisa berjuang bersama, bahkan nyawa menjadi murah jika untuk senangkan ALLAH...
Monday, October 5, 2009
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment
Ingin berkomentar? cerita yang baik-baik saja, karena DIA suka dengan hal yang baik-baik. Siapa yang membuka aib, maka di akherat ALLAH akan membuka aibnya ...