Thursday, October 27, 2011

Kedua..?

Dulu, saat masih di dunia 'perdagangan' bebas.. sering kumpul dengan para pedagang lainnya, tuker-tukeran project, ngobrol bareng di cafe, selesaikan case per case, rembukan masalah LC yang mbulet aturannya, dan banyak lagi. Saat lagi jeda ngobrol tentang kerjaan, kadang cerita menjurus tentang ke-dua..

A: "what? kedua? alamak, saya capek jika mulai cerita tentang ke-dua.. terlalu mahal dan beresiko"
B: "beresiko bagaimana pak?"
A: "saya, sudah pernah mencoba.. dan, kamu tahu.. gadis baik-baik sangat sulit kalau mendapat opsi menjadi yang kedua"
C: "maksudnya pak, saya koq ndak paham.."
A: "he3x.. dasar anak kecil, kamu memang ngerti apa tentang beginian?"
C: "namanya juga nggak ngerti, makanya saya tanya pak.. piye toh"
B: "iya pak, saya pun nggak paham.. maksudnya beresiko tadi apaan ya?"

Kemudian, Pak A menyeruput coffee latte-nya dan melanjutkan kalimatnya setelah memperbaiki posisi duduknya agar lebih santai..

A: "dulu, saya beberapa kali mencoba untuk menikah dengan gadis baik-baik.. tapi setelah mereka tahu bahwa saya punya anak dan istri, kemudian mereka hanya menjadi yang kedua.. em, kesannya adalah.. mereka hanya jadi ban serep.. hanya sebagai pelengkap penderita"
B: "ow, begitu ya.. hmmmm, masak sih.. itu pandangan umum atau pandangan sebagian kecil gadis Indonesia saja"
C: "hmmm, no comment deh.. ntar dipanggil anak kecil lagi.." meminimalkan resiko.. ahak
A: "dan lebih konyolnya lagi, gadis dari kalangan 'sisa' lebih mudah diajak menikah, bahkan tanpa ikatan perkawinan sekalipun mereka mau asalkan ada uang belanjanya"

Aku, kaget sejenak.. ini fenomena, realita, atau.. ya, beginilah dunia terkini..

B: "enak dong, kalau bosen.. ya udah, bubaran ajah.."
C: "dalam Islam, menikah untuk ketenangan kedua belah pihak.. kalau tanpa menikah lalu hidup bersama, kumpul kebo dong"
A: "itu dia, mau jalan di garis yang benar.. eh, opsi yang tampil malah maksiat.. kalau orang berduit seperti kalian semua ini mau pilih yang mana? susah kan..? ini tentang culture yang tercipta di tempat kita sekarang"
C: "btw, memutuskan menjadi yang kedua memang penuh resiko.. nggak salah kalau ada persepsi bahwa kedua setara dengan ban serep"
B: "enakan jajan pak, banyak pilihan..."
C: "pak B, pak A coba berjalan di jalur taqwa.. jangan manas-manasin dengan style bapak dong.. kalau sampai Pak A terjerumus seperti bapak.. maka setiap maksiat yang dilakukan pak A maka Pak B dapat bagian dosanya juga"
B: "ha3x.. anak kecil mau nakut-nakutin nih.. iya deh, lanjutin ceritanya pak A"
C: "berarti, posisi bapak sekarang jadi suami setia gitu.."
A: "setia bagaimana, naluri lelaki tidak bisa berbohong.. wanita punya keterbatasan, sedangkan saya terlanjut tercipta punya 'kemampuan' lebih.."
B: "halah.. paling lima menit sampe sepuluh menit sudah kelar.."
C: "kemampuan lebih begimana sih"
A: "tuh kan, anak kecil nggak paham yang beginian.."
C: "hmmmmm... no comment lagi deh, lalu.. koq bapak bisa berkesimpulan bahwa gadis dari kalangan 'sisa' lebih gampang diajakin nikah bahkan menjadi yang kesekian"
A: "ini juga tentang culture yang tercipta, mungkin karena mereka disia-siakan oleh lingkungan, tidak dihargai, dihargai karena tarif service dan sejenisnya... kesimpulan ini juga karena pengalaman saya selama ini, setiap kali ajakin calon buyer jalan, makan, entertain.. lalu kadang mereka minta diajakin ke cafe, night club, dan juga ditemanin gadis-gadis cantik.. lalu saya coba 'survey' dengan pertanyaan standart, 'mbak, mau jadi istri saya?', hampir semuanya bilang mau dan bersedia, asal mereka terjamin.. aneh kan, coba sama gadis baik-baik.. mbulet je, belum tentu anaknya mau, orang tuanya juga sudah pasti nolak mentah-mentah.. ribet kan"
B: "lhaaaa, kan.. dibilangin juga apa.. jajan aja, banyak pilihan"
C: melotot ke Bapak B, "dibilangin jangan di-'iblisin' masih juga diajarin yang nggak beres"
B: "ha3x.. ustadz kita, marah nih..."
A: "jadi kesimpulannya adalah.. ini lah hidup, dan kamu akan sangat sulit berjalan di jalan taqwa.. karena berjalan di jalan taqwa sulit, berarti.. berjalan di jalan maksiat akan menjadi mudah"

Tidak bisa berkata-kata lebih banyak... dan, beginilah dunia..


No comments:

Post a Comment

Ingin berkomentar? cerita yang baik-baik saja, karena DIA suka dengan hal yang baik-baik. Siapa yang membuka aib, maka di akherat ALLAH akan membuka aibnya ...