Dalam tidurku, aku bermimpi sedang berada dalam ruangan yang cukup lega, di sudut yang berbeda aku mendengar suara lembut seorang gadis dan berulang-ulang mengucapkan tasbih, tahmid dan takbir.. suara lembut itu membuat aku mendekatinya, pelan-pelan aku berjalan dan aku ingin mendengarnya lagi, begitu merdu.. suara ini seperti aku kenal.. aku hanya bisa melihat punggungnya, karena wajahnya menghadap sudur ruangan...
Aku pun menyapanya, "assalamu'alaykum", dijawab ringan, "wa'alaykum salam"... aku berkata lagi, "ulangi, ulangi ucapan itu", maka kembali gadis itu mengucapkan dengan lembut, "subhanallah, walhamdulillah, wallahu akbar", aku berkata lagi, "ucapkan, ucapkan lagi... aku ingin selalu mendengarnya", gadis itupun mengulanginya, "subhanallah, walhamdulillah, wallahu akbar".. jantungku bergemuruh, aku kembali mendekatinya, lebih dekat lagi.. "ucapkan, ucapkan lagi... demi Dzat yang jiwaku dalam genggamanNya, semua apa yang aku miliki akan aku berikan hanya untuk mendengarkannya", gadis itupun mengulanginya kembali, "subhanallah, walhamdulillah, wallahu akbar".. jantungku berdegub lebih kencang, "Wallahi, Demi ALLAH.. aku serahkan nyawaku hanya untuk mendengarkan dzikir yang keluar dari lisanmu", gadis itupun mengulanginya kembali, "subhanallah, walhamdulillah, wallahu akbar".. tapi kali ini dia membalik badannya dan baru lah aku tahu kalau dia adalah Sarahku.. aku, terperangah... diam tanpa kata...
Sarah tersenyum hangat padaku, tapi aku masih saja terpaku, Sarah pun menyapaku, "assalamu'alaykum... apa kabar tampan"... aku yang sedari tadi terpaku akhirnya tersenyum dengan sapanya, "wa'alaykum salam.. alhamdulillah, selalu dalam pengawasanNya...".
Sarah mendekatiku, dekat sekali.. nyaris tanpa jarak.. Sarah mendongakan kepalanya memandang wajahku dan Sarah mengucapkan kalimat yang membuat aku melayang nyaris pingsan, "betul, kamu akan berikan nyawamu untuk kalimat tasbih dariku", aku gelagapan dengan tingkahnya, dan berkata.. "ya, begitulah.. seperti yang telah kamu dengar"... ingin rasanya membelai wajahnya, tapi aku khawatir akan membuat hatiku menjadi begitu merindukannya... merindukan Sarahku
Sarah lalu berjalan menjauhiku beberapa langkah berjalan mondar mandir seperti dahulu pernah dilakukannya di kamar tidur kami, lalu dia mengucapkan kalimat tasbih, tahmid dan tahlil beberapa kali, hal itu membuat aku melayang hingga ke awan, lalu akupun berkata padanya, "tahukah kamu, sekarang sedang terjadi gelombang hidayah.. satu demi satu manusia berjalan menuju hidayah, menuju pada agama, mereka bersyahadat dan berikrak menjadi seorang muslim, ahad kemarin 3 orang singgah ke apartemenku dan mereka mengucapkan syahadat lalu belajar tentang Islam"... Sarah menghentikan langkah hilir mudiknya, lalu berkata.. "andai saja aku berada di sampingmu, aku akan habiskan diriku, waktuku, semua harta bendaku hanya untuk tegaknya kalimatullah, semoga kamu menjadi bagian daripadanya, orang yang dipilih untuk menjadi sebab tertegaknya kalimat tauhid di muka bumi"
Aku hanya tersenyum ringan, dan mengucapkan kalimat sederhana, "amiin, semoga ALLAH meridhoi... kamu tahu kan siapa aku, aku hanyalah orang lemah yang tidak punya banyak ilmu, lemah iman, lemah amal.. bagaimana mungkin aku bisa menjadi bagian daripadanya", Sarah mendekatiku dengan senyum terbaiknya, "lalu bagaimana mungkin mereka mengunjungimu, siapa yang menghantar mereka padamu? ALLAH rabbul alamin telah mengantar manusia dari China ke rumahmu hanya untuk mengucapkan kalimat iman... siapa punya rencana? semua rencana ALLAH, siapa yang akan dipilih ALLAH? Hanya ALLAH saja yang tahu siapa yang akan dipilihnya untuk menjadi bagian daripadanya, orang-orang yang akan keluar masuk negeri di seluruh penjuru dunia, hanya dengan satu kalimat, kalimat la ilaha ilallah muhammadur rasulullah.. kemudian hidayahpun tersebar ke seluruh penjuru dunia, sungguh ALLAH tidak butuh kamu, ALLAH bisa memilih orang lain, tetapi jika kamu buat pengorbanan untuk dipilih, maka ALLAH aza wajallah akan memilih kamu menjadi sebab tersebarnya hidayah ke seluruh dunia, ke seluruh alam"...
Luar biasa, ingin rasanya aku memeluk erat Sarahku, tapi aku tidak berani... aku hanya memandang bibir tipisnya berceloteh, ingin rasanya mencubit pipinya dengan gemas... hufff, lalu tiba-tiba Sarah menghampiriku dan memelukku dengan hangat, sambil berkata, "jaga iman, jaga akhlak, jaga amal, jaga agama ini sebagaimana dahulu kamu pernah menjagaku.."
Akupun terbangun, menyeka linang air mataku yang tanpa terasa telah tumpah ruah mebasahi pipiku, ahhh.. terlalu banyak dosa, sampai Sarah datang menemuiku, hanya untuk mengatakan, "jaga iman, jaga akhlak, jaga amal, jaga agama ini sebagaimana dahulu kamu pernah menjagaku..".. terima kasih Sarah, terima kasih... karena telah mengingatkan aku...