2 hari yang lalu
Kau berujar panjang lebar tentang kondisi kesehatanmu, "Tensiku drop, hanya 80/60 saja. Dokter yang periksa aku sampai bingung dan heran, bagaimana mungkin aku masih kuat berdiri".
Aku hanya bisa menghela nafas dan berkata, "banyakin do'a, semoga selalu dalam perlindungan ALLAH".
1 Bulan yang lalu
Aku susah dengan masalahku saat ini lalu coba melegakan sedikit hatiku dengan bercerita pada ALLAH dan juga padanya...
"aku ada masalah, ayah dari temanku berhutang hingga puluhan juta rupiah dan aku sedang tidak punya cukup uang untuk membayarnya... hmmfff, padahal ayah dari temanku itu datang menemuiku, bukankah hal itu menunjukkan bahwa ALLAH memilih aku untuk menyelesaikan masalahnya".
Lalu dia mengucapkan kalimat yang membuat aku terperangah, "aku bisa membantumu, aku akan melunasi hutang ayah temanmu itu, tetapi dengan satu syarat... nikahi aku, jadikan aku istrimu dan aku akan tunaikan hak dan kewajibanku sebagai istri".
Aku terperanjat, lalu meluncur begitu saja sebaris kalimat balasan untuknya, "aku tidak bisa, aku tidak bisa karena hatiku tidak pernah condong padamu".
1 hari lalu
Aku belum lagi menjawab tawarannya untuk menjadikannya sebagai istriku, aku hanya bisa terenyuh melihat kondisinya yang kian paraha. Di seberang sana, dia kembali bertanya dengan suara lirih...
"Bagaimana, jadilah imam bagi diriku yang lemah ini, walau hanya sekejab".
"maaf, aku tidak bisa" begitu jawabku singkat
Lalu kalimat yang tertahan di dadanya tumpah ruah, walau masih dengan tutur kata halus dan diatur hirarkis, dia mulai berkata-kata, "aku bisa melakukan apa saja untuk mendapatkan hatimu, kau bahkan tidak perlu menikahiku asalkan kau melupakannya, kau melupakan temanmu yang ingin kau bantu ayahnya".
Aku hanya diam, diam yang lama tanpa menjawabnya...
Hari ini...
Aku masih diam, tidak mampu menjawab tanya darinya. Hanya bisa mengucapkan kalimat yang sama dengan kemarin, "maaf, aku tidak bisa, hatiku tidak bisa dipaksa untuk condong padamu".
Sempat terbersit dalam benakku bagaimana jika Sarahku melihat kondisiku saat ini, ahhh... apakah hanya gadis sekarat saja yang mau mencintaiku apa adanya, bagaimana jika kalimat itu aku lontarkan pada Sarah...
Malamnya
Aku berjumpa dengan Sarahku, lalu dia memelukku dari belakang. Sarah memelukku dengan erat, bahkan sangat erat. Aku merasakan punggunggu hangat, punggungku basah karena air matanya mulai keluar dan dia tumpahkan dipunggungku sembari memelukku erat.
Sarah mulai berkata-kata, "tidak John, aku tidak begitu.. aku mencintaimu sebelum aku berjumpa denganmu, walau aku tidak sekarat, sungguh aku bersumpah.. demi Dzat yang jiwaku berada dalam genggamanNya, aku akan tetap mencintaimu... karena memang aku sungguh mencintaimu dari dasar hatiku.. tolong jangan pernah kau ragukan aku, jangan pernah pula kau samakan aku dengan mereka, karena aku selalu akan mencintaimu".
Aku ikut menangis dalam mimpiku, "Sarah, maafkan aku... maafkan aku sayang, maafkan aku"...
*Maaf ini untuk Sarah
No comments:
Post a Comment
Ingin berkomentar? cerita yang baik-baik saja, karena DIA suka dengan hal yang baik-baik. Siapa yang membuka aib, maka di akherat ALLAH akan membuka aibnya ...