Thursday, November 26, 2009

Sesal selalu di akhir...

Ya ALLAH, aku sungguh sangat mencintaiMu, tiada satu detik sekali pun hati ini selalu saja tawajuh padaMu. Aku tidak pernah menyesali hari ini, karena aku yakin bila kejadian hari ini sudah tertulis jelas dalam kitab takdirMu. Aku hanya khawatir, Engkau mengabaikanku... aku berjuang, bersusah payah, menangis di hadapanMu, ternyata tiada amalanku yang berkenan di hadapanMu. Kalaupun seluruh makhluk se alam raya ini memandang hina padaku, maka hal ini lebih aku sukai daripada bila Engkau mengabaikanku. Aku memanggilmu, Ya ALLAH... Ya ALLLAH... lalu Engkau tidak menjawabnya! Bila hal ini terjadi, maka binasalah aku...

Sesudah hari ini, aku tidak akan berpikir tentangnya lagi, ah... siapalah aku, mereka punya penilaian sendiri terhadap diriku yang hina ini. Jika syarat untuk mendatangkan pertolonganMu terputus, akupun akan memutuskannya, jika syarat perjuangan tidak lengkap karenanya, aku akan tetap tawajuh dengan aturanMu saja. Kurbankan diri atasMu memang suatu kesenangan, tetapi bila di dalamnya tidak dilengkapi dengan syarat yang semestinya kau kehendaki, maka akupun akan berpaling darinya.

Dahulu, aku tidak begitu paham mengapa ahli ibadah hanya kau beri 10 hak untuk mensyafaati keluarganya di hari yang sulit, huru hara padang mahsyar, sedangkan para pendakwah agamaMu mendapatkan hak atas 2.5 juta manusia untuk mendapatkan syafaat darinya. Aku sedikit demi sedikit melihatnya walau masih di dunia, bagaimana sulitnya para ahli ibadah berkurban, dan betapa mudahnya para pendakwah agama dikurbankan.

Hari ini merupakan hari dimana seluruh umat Islam merayakan hari Idul Qurban, lihatlah Ibrahim as, bisa kurbankan anak yang dicintainya, bahkan untuk disembelih. Tapi disaat yang sama pula datang pertolongan ALLAH, bukan satu, bukan dua, tetapi pertolongan yang tidak bisa dipikir oleh akal manusia. Mata pedang tidak bisa memotong bahkan menggores kulit ari Ismail as, lalu diganti dengan kambing yang besar lagi gemuk, bahkan amalan ini menjadi trend setter dunia, bahkan setiap bulu hewan kurban yang terkurban untuk meniru-niru kurban Ibrahim as adalah pahala atasnya. Karenanya, itulah iman, yakin dengan yang ghaib, yakin dengan perkara dibalik sebarang hiruk pikik dunia yang menyebalkan ini.

Seandainya kemarin mereka katakan YA, maka aku selesaikan urusan mereka, dan akan aku kembalikan pula anak mereka tanpa tersentuh kulit arinya. Ah, aku hanya ingin menilik hati mereka, tidak lebih. Semua telah terjadi, jika mereka berpaling, aku pun demikian, asalkan aku masih dalam jalan yang dengannya aku masih bisa menyebut nama Dzat yang paling kusuka, ALLAH, ALLAH, ALLAH... di jalan yang dengannya aku menjadi senang bila terkurban, semuanya karena ALLAH, semua fii sabilillah, semua hanya sebagai syarat untuk berjumpa dengan kekasihku, rasulullah saw, semua hanya sebagai syarat untuk melihat wajahMu, nanti di hari jum'at, nanti di dalam surgaMu

No comments:

Post a Comment

Ingin berkomentar? cerita yang baik-baik saja, karena DIA suka dengan hal yang baik-baik. Siapa yang membuka aib, maka di akherat ALLAH akan membuka aibnya ...