Friday, January 8, 2010

Kalau saja

Kalau saja hari ini seorang bidadari turun dari langit, lalu merayuku dengan sejuta cara. Aku akan menghindar darinya dengan seribu cara yang lebih ampuh. Kalau saja hari ini seluruh penduduk langit bersekutu agar aku bisa mencinta lagi. Aku akan melaporkannya pada pemilik seluruh langit dan bumi agar aku terselamat dari makar mereka.

Hey.. bisakah kalian berhenti menggangguku? Aku ini sedang luka dan kalian sudah tahu sebarang apapun yang baru saja terjadi padaku. Apa? Kalian bilang aku ketus, sinis, dan seabreg kelimat tak menyenangkan lainnya kalian tumpahkan padaku... Aku sudah tidak perduli. Bisa kan kalau kalian urus saja diri kalian sendiri, karena akupun akan mengurus diriku sendiri.

Seorang gadis mermartabat karena dari kalangan pemuka agama di negeri ini telah datang padaku dan mengatakan "aku akan menolongmu, aku juga akan menyembuhkan luka di hatimu, maka terimalah aku". Aku hanya menjawab dengan bibir tersenyum getir, "Eheem, bisa minta tolong.. jangan pernah mengganggu aku... aku tidak perduli jika kau mampu melihat apa yang terjadi di depan, karena sedikitpun... kamu, aku dan kalian semua tidak bisa mengubahnya kecuali dengan keidzinan dariNya saja".

Lalu gadis itu bercerita kepada Ibunya bahwa cintanya tulus padaku, hmmmm... sebenarnya apa sih maumu? Hey, tahukah kamu... kemarin aku telah mendatangi gadis normal dengan prilaku brilliant di pandangan kebanyakan orang yang dikenalnya, lalu aku menginginkannya. Tapi catat kalimatku, dia normal, dia sangat normal sehingga dengannya dia menolakku. Dia bahkan tidak pernah menginginkan aku, mungkin di matanya aku tidak lebih daripada najis yang menempel di telapak kaki kuda pacuan. Ini semua karena keingan kita untuk memperbaiki masa depan yang ternyata kita tidak kuasa untuk mengubahnya. Ahh, aku melihatnya menangis dan mulai mengkira-kira apakah penyebabnya, aku kira dia menangis karena ini dan itu... lalu saat ayahnya datang menemui aku maka aku melihat peluang untuk menghapus air matanya dengan segala cara. Tapi, hemmmm... kamu tau kan, kalau ALLAH tidak suka maka usaha apapun yang kamu lakukan tidak akan berhasil...

Ah, sudahlah... bukan urusanku untuk menghapus air matanya... lagi pula sejak kemarin rasa enggan mengurusi urusan orang lain mulai tumbuh subur di dalam sanubariku. Walau ada orang lapar, sekarat, merintih di depanku, aku sudah bisa memandang dengan kaca mata yang berbeda, kaca mata keengganan, dengan kalimat lugas di dalamnya, 'Kalian Bukan Urusanku'.

Hufff, rasanya koq egois.. tapi lihatlah gadis yang sempat menanyakan kengininannya untuk merawat hatiku. Bahkan upaya meluluhkan hati ibunya sekalipun dia lakukan.. Hey, tidakkah kamu tahu tentang aku, cobalah melihat aku dengan kacamata mereka-mereka yang normal, tidak ada seorangpun mau dengan aku kecuali pelacur, sampah masyarakat, makhluk hina lainnya dan buka orang normal seperti kalian. Ability?? Halah, bull shit... sejak lama aku tidak menginginkan kemampuan ini.

Aku suka kata ini, lembaran baru... tapi aku punya catatan kecil tentangnya. Jika dulu hatiku bisa luluh bila seorang kaya datang padaku dan berkata, "pren, bantu aku... aku lagi nggak punya duit". Aku tidak perduli jaguar yang parkir di depan kantorku, yang aku perhatikan adalah apa yang baru saja keluar dari bibirnya, kalau dia lagi tidak punya duit. Atau seorang pelacur cantik nan seksi datang padaku sambil berkata, "tuan, aku mau bertobat, beri aku uang untuk menutupi auratku". Aku tidak perduli dengan lelaki yang berada dalam gandengannya atau pada pakaian minim yang dia kenakan, aku akan menyelesaikan masalahnya. Tapi hari ini, walau berpenampilan syeh, walau dia tidak disentuh dosa lalu datang padaku sambil berkata, "tolong selesaikan masalahku", maka aku bisa dengan tegas mengatakan, "kalian bukan urusanku".

Aku belajar egois dari hariku yang kemarin, dan ternyata berhasil... masa depan bukanlah urusanku, masa kini... bagaimana selalu mempesonakanNya dengan hidup tanpa menyusahkan orang lain, karena kalian memang bukan urusanku... mau rumahmu disegel, asetmu disita atau ditempeli papan bertulisan Dalam Pengawasan BANK... hey.. hey.. hey.., bukan urusanku tau, itu urusanmu sendiri. Dan kamu, BPR resek... jangan telpan telpon aku lagi dong, bikin sebel saja sih

No comments:

Post a Comment

Ingin berkomentar? cerita yang baik-baik saja, karena DIA suka dengan hal yang baik-baik. Siapa yang membuka aib, maka di akherat ALLAH akan membuka aibnya ...