Ada yang mempermasalahkan do'aku setahun lalu? Emmm, aku mulai berargumen... memang sudut pandang diriku yang lemah iman, ilmu dan amal, tetapi ini argumenku sendiri...
Kalian: "kamu tidak pantas berdo'a sekeras itu"
Aku: "memangnya kenapa? tidak pantas apanya dan sebelah mana?"
Kalian: "Bukankah kamu bisa memaafkannya?"
Aku: "Aku bahkan sudah pernah memaafkannya, bukan sekali, berkali-kali..."
Kalian: "Kapan? Berkali-kali?"
Aku: "Hmmm (tersenyum hambar), dalam kitab Nasi Campur bahkan aku sudah menulis akan kejadian tersebut, bagaimana dia pada akhirnya mencintai orang lain, tentang bungkus yang tidak sesuai isinya, dan banyak lagi bahkan berulang-ulang aku tulis di sana, dan mungkin dia tidak merasa.. whatever, tetapi tentang maaf, aku juga sudah pernah menulisnya... apapun kesalahannya hari ini dan yang akan datang, sebelum terjadi sudah aku maafkan. Aku tulis pada segmen tentang kelas matematika..."
Kalian: "Benarkah..."
Aku: "Ok, sekarang mau kalian apa?"
Kalian: "kenapa kamu berdo'a begitu keras untuknya?"
Aku: "Keras? Aku hanya minta sesuatu yang sama terjadi padanya dan tidak lebih"
Kalian: "Tapi, belum tentu dia kuat memikulnya..."
Aku: "Hey.. hey.. hey... apa yang aku minta jauh lebih baik jika ditimpakan di dunia dan bukan di akhirat. Seandainya kalian tahu apa yang terjadi di barzakh, di mahsyar dan di akhirat kelak, maka kalian tidak akan berpikir tentang kesenangan, sedikitpun tidak terpikir"
Performa bingung nan culun terpasang jelas di wajah mereka, halah... basi tauk, lihat wajah jutekmu
Kalian: "Maksudnya???"
Aku: "Seorang yang selama hidup di dunia tidak pernah merasakan susah sedikitpun, saat diberi siksa neraka sekejab saja maka dia akan berkata, 'sungguh, selama di dunia aku tidak pernah merasakan senang walau sekejab', dan bila seorang yang di dalam hidupnya tidak pernah senang selalu sengsara, lalu diberikan padanya sekejab saja nikmat surga, maka orang tersebut akan berkata, 'sungguh, selama hidup di dunia, aku tidak pernah merasakan kesusahan sedikitpun', begitulah dahsyatnya kehidupan akhirat"
Kalian: "Jadi..??" (masih bingung sepertinya)
Aku: "Lebih baik putusan itu diberikan di dunia, aku hanya menginginkan keadilan dan hal itu diberikan di dunia dan bukan di tunda di akhirat nanti, apakah kalian masih mengatakan aku jahat, dzolim?? Akan labih dzolim lagi jika keadilan itu aku tahan dan ditegakkan nanti di akhirat kelak, karena penderitaannya akan teramat sangat menyusahkan, derita yang tidak pernah kalian pikirkan sedikitpun seperti apa deritanya"
Merekapun terdiam, diam yang lama... mungkin sedang berimajinasi tentang ini dan itu, tetapi mau bagaimana lagi, aku sekalipun tidak pernah menarik do'aku yang telah terucap. Tahun lalu aku beri waktu padanya 2 hari untuk meminta maaf, tetapi dia sedikitpun tidak merasa bersalah dan juga tidak merasa melakukan kesalahan. Tetapi tidak mengapa, saat itu akupun berdo'a dengan kalimat sederhana untuk masalah mereka, "Ya Rabb, jika Engkau masih menganggap aku sebagai hambaMu maka kabulkan pintaku, jika Engkau tidak pernah menganggap aku sebagai hambaMu, aku ingin sedetik ini saja Engkau menganggap aku sebagai hambaMu karena aku ingin berdo'a untuk mereka... Ya Rabb, selesaikan masalah mereka dengan qudratMu, dengan caruMu saja, yang dengannya tidak membebani sesiapapun".
Bahkan saat itu pun aku sudah benar-benar paham bahwa aku akan segera tidak dianggap karena aku tidak lebih seperti duri dalam daging agi mereka. Beberapa saat setelah aku sadar, aku tersenyum sembari menatap langit hitam tanpa awan dengan ditaburi bintang gemintang, aku berkata dalam hatiku pada langit, "kau adalah saksi bahwa do'aku telah naik ke langit", lalu akupun menuding bintang, "kalian juga menjadi saksi bahwa aku telah mengucapkan do'a ini".
Semua hanya lembaran yang ditulis ulang, hanya dipindahkan dari lembar takdir ke lembar hidupku... la quwata ila billah, dan sungguh ALLAH swt tahu persis tentang aku dan bagaimana aku seharusnya, maka semua telah terjadi tanpa dikurangi dan atau tanpa ditambah sediktipun
Sunday, August 8, 2010
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment
Ingin berkomentar? cerita yang baik-baik saja, karena DIA suka dengan hal yang baik-baik. Siapa yang membuka aib, maka di akherat ALLAH akan membuka aibnya ...