Sore hari menjelang maghrib, kami sedang berkumpul di masjid sambil bercengkrama. Seorang diantara kami bercerita tentang tema menutup aib...
"Eh, you know nggak... hari gini, banyak sekali orang suka membuka aib?" ujarnya membuka diskusi
"iya, dan sepertinya sudah biasa banget!" sahutku
Kemudian, Jack nimbrung... secara Jack anak jebolan pondok yang penuh dalil dalam bercakap, Jack bercerita lebih rinci, "tahukah kamu, sesiapa saja membuka aib saudara muslim maka akan dibuka aibnya di dunia sampai akherat, dan sesiapa saja yang menutupi aib saudara muslim maka akan ditutupi aibnya di dunia sampai akherat selama-lamanya".
Kamipun terlihat mantuk-mantuk.. ahak, sebenernya omongannya selalu mbosenin sih, nih mantuk-mantuk bukan pertanda mengerti tapi karena ngantuk saja.
Lalu aku mengeluarkan kalimat yang membuat mereka semua berpikir tentang inti kalimat dan juga... what's wrong brother? mereka seakan bertanya, 'kamu ada masalah apa teman?'
"emmm, jika mempermalukan seorang iman, apa yang akan ALLAH timpakan pada orang tersebut?" tanyaku lugu
Samsul mengeluarkan sumpah serapahnya, "celakalah dia, laknatullah alaih... laknat ALLAH atas orang itu, karena ALLAH akan mempermalukannya sebelum dia mati". Woooow, serem banget kalimatnya
Jack coba berkata bijak, "iman... karenanya para rasul di turunkan, karena perkara iman. Ka'bah ditinggikan oleh tangan seorang Nabi Ibrahim as, tetapi bila ada yang hendak menghancurkan ka'bah maka cukup ALLAH hantar burung ababil dengan sebutir kerikil dari neraka untuk menghancurkan seluruh pasukan gajah. Sedangkan hati, ALLAH menciptanya dengan tanganNya sendiri. Maka kecelakaan apa yang akan ditimpakan pada orang yang mempermalukan orang iman? sungguh kesusahan, kesengsaraan, malapetaka yang tidak bisa dipikirkan oleh akal manusia, tidak pernah terlintas dalam benak manusia, karena sejak saat itu... cukup ALLAH yang akan putuskan apa saja yang akan ditimpakan pada orang tersebut karena memperlakukan orang iman".
Samsul bingung, Agus apalagi, sedangkan aku hanya bisa diam dengan dada bergemuruh. Samsul melirikku, "hey pren, lu ada masalah ya? Tahukah kamu, bila dua orang iman berdo'a, salah satu mengucapkan do'a dan seorang yang lain berkata 'amin' maka sungguh do'anya tidak akan ditolak, bila ada yang melukaimu, ada yang menyakitimu, kami semua akan ucapkan 'amin' untuk do'amu".
Aku hanya tersenyum dengan tawarannya, lalu aku mulai mengangkat tangan dan saudara-saudaraku yang lain duduk merapat hendak mengaminkan do'aku, "Ya Rabb, aku punya hati yang sedang terluka, wajahku telah dipermalukan, dan jasadku serasa tak bertulang... saat mereka mempermalukan aku, maka cukup Engkau saja yang memutuskan apa saja caraMu untuk membalasnya, Ya Rabb... dengan kesusahan hatiku ini, aku ingin do'aku Kau terima tanpa hisab, tanpa perhitungan... Ya Rabb, hapus semua siksa kubur, hapus semua siksa neraka, hapus neraka dari sederet makhluk-makhluk yang pernah Engkau ciptakan... Ya Rabb, sungguh aku takut salah berucap do'a... aku hanya menginginkan kebaikan atas seluruh manusia, aku hanya menginginkan agar semua manusia berkumpul bersama rasulullah saw dalam naungan yang sama, nanti di dalam surgaMu".
Semua teman hanya berkata amin dengan lirih, seseorang diantara mereka memegang pundakku, sepertinya hendak membaca hatiku, sepertinya dia ingin ikut terlibat dengan mengetahui masalahku saat ini. Tapi pegangan tangannya aku tepis, ini masalahku sendiri dan hanya antara aku dengan ALLAH, Rabb hatiku...
Cukup ALLAH yang putuskan mau diapakan dia, cukup ALLAH saja, cukup ALLAH
Saturday, December 26, 2009
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment
Ingin berkomentar? cerita yang baik-baik saja, karena DIA suka dengan hal yang baik-baik. Siapa yang membuka aib, maka di akherat ALLAH akan membuka aibnya ...