Monday, August 11, 2008

AKUMULASI

Marah, gusar, dia mencercaku, dia menganggap semua ini telah terakumulasi … akumulasi? Ya, karena dia tidak diberi kesempatan untuk mengungkapkan uneg-uneg yang dia pendam sendiri. Sebenernya aku ingin berkata, “apa yang bisa aku bantu?”, tapi lidahku kelu, rahangku beku, bahkan kakiku kaku, tidak mampu berjalan mendekatinya walau hanya berkata, “hey, kayfa …”

Cukup lama aku enggan membaca surat darinya, hanya aku pegang, ku simpan, tanpa ada keinginan untuk dibaca. Dengan menyentuhnya saja aku bisa merasakan murkanya … ah, kenapa aku jadi begini?

Lalu tibalah waktu dimana aku sudah siap, aku membaca lembaran itu, satu kali, dua kali, hingga lima kali aku masih belum faham.

Aku hanya bisa memahami beberapa baris saja, seperti …
Aku tidak sekuat yang kamu duga
Saya yakin, anda bisa lebih dewasa
Aku tidak bermaksud mengganggu hidupmu

Tentang kalimat panjang lebar yang dia tulis dengan penekanan kalimat di sana sini, lalu diakhiri dengan ALLAAH ...

Atau tentang pengulangan kalimatku ...
Tidak ada yang perlu diluruskan

Aku terdiam, aku terpaku, termenung dan hanya bisa mengelus lembaran itu dengan punggung tanganku, sembari berkata, “maafkan aku”. Aku mengela nafasku hingga panjang, aahhhhh ... apakah sudah berakhir? Sepertinya sudah berakhir, dan memang harus berakhir ...

Dia memang cukup sopan untuk tidak berkata jujur, tapi aku membaca kalimat yan berbeda dari cerca yang ia tuangkan ...

S: Aku tidak sekuat yang kamu duga
T: Aku ini lemah, kamu salah duga

S: Saya yakin, anda bisa lebih dewasa
T: Kamu terlalu kekanak-kanakan, bersikaplah dewasa

S: Aku tidak bermaksud mengganggu hidupmu
T: Kamu selalu saja mengganggu hidupku

S: ALLAAH ...
T: Kalau kamu terus begini, hanya ALLAH yang bisa bantu ...

S: Tidak ada yang perlu diluruskan
T: Tidak, semua ini harus diluruskan, kamu terlalu egois sampai aku tidak diberi kesempatan untuk berkata-kata ...

Aku kembali terdiam dengan setiap cerca yang dia tumpahkan dalam suratnya. Aku tidak menemukan kata yang di-setting hiperbolik, tapi semua jujur dan apa adanya ...

Sepertinya, ini adalah akhir ... semua telah berakhir, aku hanya bisa menyebut satu kalimat jelas dan lugas untukmu, “maaf, tidak akan pernah aku ulangi lagi, dan aku tidak akan pernah mengganggu hidupmu lagi, maafkan aku”.

END

nb: S = inisial namanya, T = translate of her text

No comments:

Post a Comment

Ingin berkomentar? cerita yang baik-baik saja, karena DIA suka dengan hal yang baik-baik. Siapa yang membuka aib, maka di akherat ALLAH akan membuka aibnya ...