Wednesday, May 28, 2008

Ta'aruf

Andai Istriku Bekas … (Ta’aruf - Bagian 10)

Sesampai di Surabaya, Dave kembali menegaskan ajakannya kepadaku untuk datang ke rumahnya. Aku sedikit curiga padanya, kira-kira mau dikerjain apa lagi sama Dave.

Dave: John, inget … besok main ke rumahku
John: Eh, hmmm nggak janji
Dave: Lho koq gitu sih, orang rumah sudah aku beritahu bahwa teman sekantorku akan singgah, lagi pula adikku sedang liburan sekolah ...
John: Adikmu, adik bungsumu ... memang kenapa?
Dave: Aku sering cerita tentang kamu ke adikku, lalu dia penasaran ingin lihat wajah totolmu katanya …
John: Enak aja wajah tolol, aku itu IQ-nya di atas rata-rata penduduk bumi tau … IQ-ku lebih dari 140, makanya nggak gaptek seperti kamu …
Dave: Waw, di atas 140 yah … berarti genius dong
John: Mungkin, aku juga tidak tau standar genius itu berapa, tapi yang jelas aku tidak tolol seperti yang adikmu bilang …
Dave: Iya, memang tidak tolol tapi jomblo
John: Awas ya, mentang-mentang sudah laku dua kali …
Dave: Hua ha ha …
John: Aku naik taksi saja yah …
Dave: Jangan, dijemput mobil kantor … tadi Pak Supri sms kalau mau jemput kita
John: Oh begitu yah, ok deh kalau begitu …

Sepulang kantor, Big Boss minta laporan tertulis hasil perjalanan dinas ke Denpasar. Seperti biasa, semua sudah aku siapkan. Kemudian Dave datang menghampiriku

Dave: Kamu tulis apa saja John, aku kan belum periksa tulisanmu …
John: Pokokya yang baik-baik saja …
Dave: Tentang Rebecca juga ya!
John: Ya enggak lah, ngapain diceritain dalam laporan … hanya suplemen
Dave: Tapi cantik kan
John: Halah, sudah ah … eh, tadi Rebecca email ke aku, katanya dia sudah ketemu dengan Islamic centre di kotanya, lalu mulai coba untuk mempelajari Islam lebih dalam …
Dave: Wah, keren dong … bisa jadi istri ke-tiga aku kalau begitu …
John: Dasar, playboy kesiangan lu …
Dave: Langsung ke rumahku yuk …
John: Lho sekarang, bukan nanti malem
Dave: Mendingan sekarang, kalau nanti malem waktunya terlalu pendek, kamu kan anak perawan, pulang rumah sebelum jam depalan malam …
John: Enak aja, aku bukan perawan, tapi perjaka ting ting … ok deh kalau begitu maumu

Sesampai di apartemen Dave, aku terkesima melihat cara dia menata ruang, apa karena dia seorang arsitek dan juga berduit ya, makanya semua detail sudut ruang ditata dengan sangat rapi. Tidak lebih dari 3 menit, seorang gadis cantik berkerudung hitam keluar untuk menyuguhi aku segelas teh susu panas dan beberapa potong kue. Aku hanya mengangguk kecil saat gadis tersebut mempersilahkan aku untuk minum …

Dave: Gimana adikku …
John: Lho, yang barusan adikmu ya …
Dave: Kamu nggak liat apa, wajah bulenya …
John: Nggak, aku hanya perhatikan gelas teh susu panas dan kuenya saja …
Dave: Dasar anak kost, yang difikir makanan gratis saja
John: Sebenernya maksud kamu mengundang aku ke rumahmu ada apa sih? Istri dan anakmu mana, koq sepi-sepi aja ...
Dave: Istri dan anak-anakku sedang ada di rumah Ibu Mertua di Sidoarjo, makanya sekarang yang di rumah hanya aku, adikku dan Ibuku

Kemudian keluarlah seorang Ibu paruh baya bersama dengan seorang gadis, sepertinya gadis yang menyuguhkan minuman untukku tadi …

Ibu: Oh, ini yang mau ta’aruf …
John: Haaa, ta’aruf? (aku melotot ke arah Dave)
Dave: Iya ma, tapi anaknya agak malu-malu … kalau di kantor lebih parah lagi, dia sering malu-maluin, orangnya norak … ha … ha … ha … nggak koq ma, anaknya baik koq
Ibu: Siapa namanya nak?
John: Ah, anu … hmmm nama saya Joko, tapi temen-temen di kantor panggilnya John
Ibu: Kamu masih Joko beneran yah?
John: Eh … iya, emmmm … begitulah bu, belum laku (nggak ibu nggak juga anak, sama saja suka ngerjain orang) …
Ibu: Ini anak ibu yang paling cantik, dia adik Dave satu-satunya, namanya Sarah ...
John: (mengangguk kecil sambil tersenyum)
Ibu: Ibu tinggal sebentar yah, ibu mau ambil kaca mata ... kurang jelas lihat wajahmu
John: Iya bu ... (sialan, betul-betul seperti Dave … lalu aku coba menyapa Sarah), ehem … assakamu’alaikum … aku John
Sarah: Wa’alaikum salam. Aku Sarah, Dave sering cerita tentang kamu ...
John: Dave? Cerita apa aja tentang aku?
Sarah: Banyak deh, katanya kamu alim, pinter, jenius, juga brilliant ...
John: Ha … ha … Dave terlalu membesar-besarkan
Sarah: Sepertinya tidak, kamu memang terlihat alim
John: Katanya kamu sekolah di Indonesia sudah sejak 3 tahun lalu, sekarang sedang libur sekolah ya ...
Sarah: Iya sedang libur, sebenarnya bukan sekolah formal ... aku sedang sekolah di Pondok Pesantren, sambil belajar kitab aku juga belajar menghafalkan Al-Qur’an
John: (diam sejenak) Memang sudah hafal semua?
Sarah: Sudah, tapi hanya tinggal diulang-ulang supaya tidak lupa ... menghafalnya mudah asal tekun, tapi menjaganya yang sulit ...
John: Oh begitu ya … sekolah di pondok kapan lulusnya?
Sarah: Terserah aku, kalau sudah merasa cukup ya sudah langsung berpamitan ke Pak Kyai
John: Oh begitu (hatiku mulai berdegup kencang, entah mengapa)
Sarah: Katanya mau ta’aruf ...
John: Eh, mmmm anu ... mungkin cukup, nanti biar saya istikhara dulu dan kamu juga istikhara
Sarah: Bagus juga usulnya, tapi kamu suka nggak dengan gadis seperti aku ...?
John: (aduh mak, jujur sekali) pemuda bodoh mana yang tidak suka dengan gadis secantik kamu Sarah, tapi hanya Dia yang tau siapa yang pantas menjadi bagian dari hidup kita. Kita mungkin bisa saja merasa saling cocok, tapi bagaimana menurut ALLAH, makanya ada baiknya kita beristikhara ... seharusnya aku yang bertanya, apa kamu suka dengan tipe cowok kucel seperti aku?
Sarah: (tersenyum) hanya gadis bodoh yang tidak suka dengan pemuda alim, baik, dan pintar seperti kamu. Tapi usulanmu tentang istikhara bagus juga, supaya tidak ada prasangka, semuanya kita serahkan pada ALLAH ...
Dave, sekali lagi dia ngerjain aku, tapi kali ini aku suka. Ta’aruf ... hi ... hi ... aku merasa geli, menyebut kata itu sepertinya bisa menggelitik setiap sudut ruang di dalam hatiku. Setelah berpamitan kepada Ibu Dave yang katanya mau ambil kacamata tapi nggak balik-balik, aku juga berpamitan pada Dave, sepertinya Dave lupa kalau aku ada di rumahnya. Akhirnya aku pulang ke tempat kostku naik taksi, wah ... kalau yang ini agak berat, 60 ribu bagi anak kost lumayan banget, setara dengan seperempat duit kost bulanan.

No comments:

Post a Comment

Ingin berkomentar? cerita yang baik-baik saja, karena DIA suka dengan hal yang baik-baik. Siapa yang membuka aib, maka di akherat ALLAH akan membuka aibnya ...