Monday, June 9, 2008

Cinta Sampai Akhir

Andai Istriku Bekas … (Cinta sampai akhir - Bagian 30)

Hari ini cukup melelahkan. Setelah ‘dipecat’ dan ternyata aku naik jabatan menjadi manager bidang perencanaan umum, aku masih tidak percaya. Mungkin itu sebabnya Dave tidak pernah memberi reaksi pada keputusan dewan direksi, apa Dave sudah tahu sebelumnya ya? Tapi saat ini aku tidak begitu tertarik dengan urusan kantor, mau dipecat, mau jadi manager, terserah, asalkan Sarah selalu dalam pelukku …

Aku kembali menengok keadaan Sarahku, aku membetulkan letak selimutnya dan merapikan bantal tidurnya. Ternyata Sarah tidak tidur, dia sedang terjaga …

Sarah: Sayang, mari temani aku tidur …
John: Eh, iya … aku segera datang Sarah …
Sarah: John, peluk aku lagi ...

Aku membiarkan Sarah bercerita hingga puas, tentang masa kecilnya, tentang cita-cita masa kecilnya, sampai akhirnya Sarah divonis sebagai pengidap kanker darah yang kegiatanya harus dibatasi.

Sarah: John, kalau aku sembuh nanti, aku ingin segera punya anak John ...
John: Kamu serius?
Sarah: Iya John, aku tahu kamu suka anak-anak, aku juga suka. Aku tadi bermimpi lagi tentang surga, aku melihatmu berlari-lari berkejaran dengan anak-anak di dalam surga, sesekali kau menggendong salah satu diantara mereka lalu kamu mengatakan, ”bacakan qur’an untukku”. Aku suka kalimat itu, kamu pernah meminta hal yang sama padaku. Lalu anak itu akan mulai melantunkan ayat-ayat tentang cinta. Aku melihatmu dari kejauhan John, kemudian kau memanggilku dan mengajak aku bergabung untuk bersama-sama bermain dengan anak-anak itu ...
John: Boleh tanya? Aku mengenakan jubah berwarna apa?
Sarah: Jubah? Apa aku pernah cerita padamu sebelumnya?
John: Tidak pernah, tapi sebelum menikah denganmu aku pernah bermimpi tentang surga juga, dan ceritanya sama seperti yang kamu ceritakan ... aku menggendong salah satu dari anak-anak tersebut dan meletakkannya di pundakku, lalu aku akan mengatakan, ”bacakan qur’an untukku”. Begitu kan ...?
Sarah: Iya, betul sekali ... Jubah, kamu mengenakan Jubah berwarna hijau dengan renda berlapis emas di sampingnya ...
John: Kamu mendatangiku dengan Jubah hijau tebal dari sutra, tapi dengan penutup wajah yang tipis berkaitkan benang emas, betul begitu?
Sarah: Betul sekali, mimpi kita koq bisa sama ya?
John: Aku sudah lama bermimpi tentang surga, dan cerita kita sama persis, seperti film saja ya, koq bisa diulangi sama persis ...
Sarah: John, sudah jam berapa ini ...
John: Jam 12.20 ...memangnya kenapa?
Sarah: Kamu sudah sholat dzuhur?
John: Sudah, kamu belum sholat dzuhur ya ..
Sarah: Iya, bantu aku berwudhu ya sayang ...
John: Ok sayang, segera datang membantu bidadariku
Sarah: Hi ... hi ... aku sayang kamu John
John: Aku juga, lebih-lebih ...

Setelah membantu Sarah untuk berwudhu, aku juga membantunya untuk sholat sambil duduk di atas sajadah milikku. Selesai sholat, aku membimbing Sarah untuk melanjutkan istirahatnya ...

Sarah: John, aku bosan ...
John: Terus kamu mau apa? Shopping?
Sarah: Bukan, tapi aku ingin kamu seharian bersamaku, kita cerita-cerita di sini ...
John: Boleh, siapa takut ...
Sarah: John, sejak menikah denganku, kenapa kamu tidak pernah merabaku?
John: Apa? Meraba? Jangan dulu deh, kasihan Otong kalau sampai bangun ...
Sarah: Oh, begitu ya ...

Malam ini, aku tidak ingin tertidur walau sekejap. Aku ingin selalu terjaga dan menjaga Sarahku. Aku meraba keningnya, oh ... panasnya sudah turun, alhamdulillah ... semoga Sarahku lekas sembuh.

Jam 01.30 dini hari, panas tubuh Sarah kembali tinggi ... aku kebingungan, lalu ingin segera membawanya ke rumah sakit, tapi dicegah olehnya ...

Sarah: John, aku di sini saja ... waktuku sudah hampir habis ...
John: Kamu ngomong apa Sarah?
Sarah: Sepertinya sudah waktunya, John kamu di mana? Aku ingin memelukmu John ...
John: Aku di sini Sarah, aku ada di sampingmu ...
Sarah: John, aku ingin duduk bersandar pada bantal
John: Pelan-pelan Sarah ...
Sarah: John, ingat janjimu padaku ...
Aku tak kuasa membendung air mataku, aku memeluk Sarah dengan erat. Sarah jangan pergi, Sarah jangan pergi ...

Sarah: John, dekap aku erat ...
John: Iya sayang ...
Sarah: John, kakiku dingin ... aku tidak bisa merasakan kakiku ..
John: Sarah, mari kita ke rumah sakit ...
Sarah: Tidak John, sudah tidak perlu lagi, waktuku sudah dekat ... John aku ingin mendengarnya lagi darimu, berjanjilah untuk mencariku ...
John: Iya Sarah, aku berjanji ... aku berjanji ...
Sarah: John, aku mencintaimu semua karena ALLAH ... semua karena ALLAH ... ALLAH ...

Aku hanya bisa mendekap Sarah dalam cintaku karena ALLAH, aku bisa merasakan sekujur tubuhnya yang mulai tidak berdenyut seperti biasa. Aku membisikkan kalimat syahadat di telinga istriku, lailaha ilallah ... lailaha ilallah ... lailaha ilallah ... Sarahku masih menahan sakit sakratul mautnya, aku tidak kuat melihatnya menderita. Tapi demi kebaikannya, aku terus membimbingnya agar dapat mengucapkan kalimat di akhir hayatnya, lailaha ilallah ...

Sarah: John, aku melihat cahaya yang sangat terang ... siapa dia John
John: Dia adalah teman yang selalu mengunjungi kita setiap hari, ucapkan salam padanya
Sarah: Assalamu’alaikum ... apakah sudah waktuku? John, kamu masih di sampingku John?
John: Aku masih memelukmu Sarah, lailaha ilallah .. lailaha ilallah ...
Sarah: John, dia titip salam padamu ... lailaha ilallah muhamadur rasulullah, allah ... allah ... allah, lailaha ilallah ... allahhhh ...
John: Wa’alaikum salam, sampaikan pula salamku padanya ... aku menunggunya segera
Sarah: ....

Aku tidak bisa menahan tangisku, Sarahku telah pergi, pergi untuk selamanya ... pergi meninggalkan aku untuk selamanya ... Aku masih belum bisa melepaskan pelukanku pada Sarah, aku ingin selalu memeluknya. Kenapa tidak sekalian mengambil nyawaku, Ya ALLAH, ujianMu kali ini sungguh berat. Aku masih belum bisa berpisah dari Sarahku ...

Setelah hatiku sedikit tenang, aku membaringkan Sarahku di atas ranjangnya. Aku masih terpukul, aku masih terpukul ... sangat terpukul. Aku masih belum ingin berpisah dari Sarah, aku mengambil air wudhu dan memulai sholatku dengan terisak-isak, aku menhujatNya, aku benci Engkau ya ALLAH, kau selalu saja mengambil paksa kecintaanku dari gemgamanku. Kenapa Engkau selalu begitu padaku ... aku menangis terisak-isak, hingga imanku kembali dalam dadaku dan aku ucapkan astaghfirullah. Ya ALLAH, aku ikhlas, aku ridho padaMu

No comments:

Post a Comment

Ingin berkomentar? cerita yang baik-baik saja, karena DIA suka dengan hal yang baik-baik. Siapa yang membuka aib, maka di akherat ALLAH akan membuka aibnya ...