Andai Istriku Bekas … (Di pintu surga - Bagian 28)
Aku masih terjaga, belum bisa memejamkan mataku. Sarah berbaring menindih dadaku, dan aku hanya bisa memeluknya dengan lebut, tidak lebih ... Aku dapat merasakan hembusan nafasnya yang hangat, badannya pun sedikit panas, Sarahku masih kurang sehat.
Sarah: Sayang, kamu belum bo bo?
John: Belum cantik, nggak bisa tidur ... si Otong bangun terus
Sarah: Kasihan si Otong, puasanya lama sekali ...
John: Nggak apa, kami kuat koq
Sarah mendongakkan wajahnya ke arahku, lalu Sarah mencium bibirku. Aku merasakan nafasnya yang panas. Sarah, kamu masih sakit ... tapi aku coba untuk membalas ciumannya. Kemudian, Sarah bertanya padaku ...
Sarah: John, besok kamu ke kantor?
John: Kalau kamu sudah agak sehat, insya ALLAH aku ke kantor ...
Sarah: Kalau begitu, sebelum berangkat aku dimandikan lagi ya ...
Aku hanya bisa menelan air liurku, Sarah memang istriku, tapi Sarahku sedang sakit ... aku tidak bisa melakukannya, tidak bisa. Aku tidak bisa melakukannya ... aku tidak bisa menyakiti Sarahku hanya untuk kesenanganku
John: Ya sudah, kalau begitu sekarang istirahat dulu ya ...
Sarah: Selamat tidur sayang ...
John: Selamat tidur cantik, mimpi indah ya ... kalau mimpi bertemu denganku, si Otong jangan diapa-apakan ya, apa lagi kalau sampai di plester ...
Sarah: Kamu juga, mimpi indah ya ... nanti malam sholat tahajut sama-sama ya ...
John: Ya boleh. Sarah, bisa aku minta sesuatu padamu ...
Sarah: Minta apa John ...
John: Bacakan qur’an untukku, aku ingin mendengarnya dari bibir istriku ...
Sarah: Surah apa yang kamu suka?
John: Apa saja surah yang kamu suka, itu juga kesukaanku ...
Kemudian mulailah Sarah melantunkan ayat demi ayat, Sarahku memilih Surat Al Isra dari awal hingga beberapa ayat, Sarah tertidur dalam pelukanku ... Aku sedikit menggeser kepalanya agar bisa tidur lebih nyaman di atas bantal, bukan di atas dadaku yang keras seperti papan ...
Aku bangun lebih awal, menyiapkan tempat kami untuk sholat tahajud berjama’ah. Sambil menunggu Sarah bangun, aku membaca-baca qur’an pemberian mendiang ibuku. Lalu aku dapati Sarah telah terjaga, Sarah memandangi aku dengan hangat dan mulai mengeluarkan suaranya yang merdu ...
Sarah: John, semalam aku bermimpi melihat surga, aku juga melihatmu ...
John: Kau melihatku, bagaimana kisahmu di dalam surga ...
Sarah: Aku berlari-lari riang gembira, lalu aku melihatmu berdiri di pintu surga. Aku menarik tanganmu agar segera masuk ke dalam surga, tapi seorang penjaga melarangku dan berkata bahwa kamu belum waktunya ... bagaimana menerut kamu John ...
John: Sudah, tidak usah dipikir, hanya mimpi, hanya bunga tidur ...
Sarah: Tapi aku sudah mimpi seperti ini dua kali ...
Aku hanya bisa terdiam memandang wajah istriku. Aku tidak bisa berkomentar lebih, aku khawatir kehilangan penyejuk pandanganku, tapi jika ini kemauanNya, aku harus redho dan ikhlas dengan semua putusanNya
John: Kita sholat tahajud bareng yuk ...
Sarah: (mengangguk kecil)
Setelah menyelesaikan beberapa rakaat dengan sempurna, sesekali aku mengangkat tinggi tanganku dan melantunkan do’a untuk kesembuhan Sarah, sedangkan Sarah selalu membubuhi do’aku dengan amiiiin yang lirih …
Sesekali aku berbalik dan memandang wajah Sarahku, aku sangat khawatir dengannya. Tapi kali ini aku kaget bukan kepalang, Sarah berbaring di ats sajadah.
John: Sarah, kamu tidak apa-apa sayang?
Sarah: Tidak John, aku hanya lelah ...
John: Kalau begitu, kamu berbaring di atas tempat tidurmu saja, mari aku bantu …
Sarah: Tidak John, aku ingin menemani kamu menyelesaikan sholat malammu
John: Sarah, jangan membantah … taat pada suamimu, ayo segera berbaring ke atas tempat tidurmu…
Dengan berat hati Sarah meninggalkan sajadahnya, sekilas aku melihat matanya berkaca-kaca. Mungkin karena aku bentak … aduh, Sarah cantikku … maaf ya, aku sayang padamu, aku bukan marah, tapi aku ingin melindungimu
John: Sarah, maaf ya … tadi aku membentakmu …
Sarah: Tidak apa-apa, aku memang bandel, aku layak untuk dibentak karena tidak mau menurut kata-kata suamiku …
John: Sarah, sudah … jangan terlalu dipikirkan, sini sayang … aku hapus dulu air matamu
Sarah masih menangis kecil, aku memeluknya ... aku membiarkannya untuk kali yang ke sekian setelah pernikahan kami, Sarah menumpahkan airmatanya di dadaku. Aku membiarkannya menangis hingga puas, lalu Sarah menggigit lenganku. Akh, sakit sekali ... kenapa lagi Sarahku ...?
Sarah: John, kepalaku sakit sekali, aku tidak kuat John ...
John: Berbaring ya sayang, sambil istighfar dan bersholawat ...
Sarah: John, aku punya permintaan padamu, maukah kamu mengabulkannya
John: Sekuat mampuku, akan aku tunaikan permintaanmu
Sarah: John, jika aku harus kembali padaNya, maukah kamu berjanji untuk mencariku
Aku tidak kuasa menahan air mataku, air mataku tumpah begitu deras membasahi mukena yang masih dikenakan Sarah ...
John: Sarah, aku mohon jangan bicara seperti itu, kamu akan segera sembuh, aku akan selalu menjagamu Sarah ...
Sarah: John, tolong penuhi permintaanku kali ini. Berjanjilah padaku, aku ingin kau mengucapkannya bahwa kau berjanji akan mencariku di kehidupan setelah mati ...
Aku hanya bisa mengangguk berkali-kali, tapi bibirku masih mengucapkan kalimat yang sama, jangan katakan itu Sarah aku mohon, jangan katakan lagi ...
Sarah: John, aku sungguh-sungguh ... katakan bahwa kau akan mencariku, jika nanti di dalam surga aku tidak bisa menjadi istrimu, jadikanlah aku budakmu. Tiada suatu apapun yang lebih aku cintai kecuali kamu saja John, aku ingin menjadi pendampingmu tidak hanya di sini, tapi juga di dalam surga ...
John: Ya sayang, aku berjanji ... aku berjanji akan mencarimu
Sarah: Terima kasih John, aku mau istirahat dulu ...
Sebelum Sarah terlelap, aku mencium keningnya yang berpeluh. Badannya semakin panas, oh Tuhan, tolong Sarahku ... aku tidak sanggup jika harus kehilangannya, aku tidak sanggup
Monday, June 9, 2008
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment
Ingin berkomentar? cerita yang baik-baik saja, karena DIA suka dengan hal yang baik-baik. Siapa yang membuka aib, maka di akherat ALLAH akan membuka aibnya ...