Monday, June 9, 2008

Munajat

Andai Istriku Bekas … (Munajat - Bagian 20)

Mulai hari ini, aku akan berhati-hati ... jangan sampai membuat Sarah menangis lagi, tapi mungkin sudah sifatku atau karena ketularan Dave, jadinya suka ngerjain orang ... Setelah Sarah sedikit tenang, aku bergegas menuju kamar mandi, sepertinya aku tidur terlalu banyak, 30 menit lagi adzan subuh, sempat nggak ya sholat tahajut?

Sarah: Sayang, semalem begadang ya? Bangunnya sampe telat begini
John: Iya, abisnya ngelembur kerjaan kantor (aku sedikit berbohong padanya)
Sarah: katanya mau do’a bareng …
John: Iya, nanti setelah sholat beberapa rakaat kita do’a bareng ya cantik …
Sarah: Aku tunggu di sini ya!
John: (mengangguk kecil)

Selesai urusan ke belakang kemudian berwudhu, aku melihat wajahku di cermin kamar mandi, masih sayu dan terlihat ngantuk. Ah, whatever … pokoknya sholat malam jangan sampe ketinggalan. Aku kembali ke kamar dan bersiap untuk sholat tahajut, aku dapati Sarah masih setia menungguku untuk do’a bersama …

John: Sayang, aku sholat dua rakaat pendek dulu ya, trus kita do’a bareng …
Sarah: (mengangguk kecil)

Sebelum sholat, aku sempatkan diri untuk mencium kening Sarahku lalu sedikit merapikan rambutnya. Aku meberinya senyum sambil memandang wajahnya yang teduh, sedangkan Sarah membalasnya dengan senyum terindah miliknya, lalu memeluk lingkar pinggangku. Aduh, gawat … si Otong bisa-bisa bangun kalau begini, lalu aku lepaskan dengan perlahan sambil mengerlingkan mata ke arah Sarahku, dan Sarah membalasnya dengan kerling mata yang sama. Ugh, jadi gemes deh … sudah ah, kalau gemes-gemesan terus, kapan sholatnya

Aku memulai melaksanakan sholat tahajutku, aku kerjakan dengan pelan-pelan dan berupaya untuk khusyu sempurna. Setelah dua rakaan pendek, Sarah menhampiri dan duduk di sampingku, oh … rupanya menagih janji

John: Sayang, sebenarnya kamu sakit apa sih?
Sarah: Sakit parah, sakit inilah yang merenggut nyawa kakak perempuanku saat masih tinggal di Jerman bersama ayah …
John: Memangnya sakit apaan? Obesitas seperti Ibu?
Sarah: John, awas kamu yah … kamu koq ngatain Ibu obesitas …
John: Iya, bukan obesitas, tapi gembrot …
Sarah: Aku bilangin Ibu biar tau rasa …
John: Halah, anak Ibu koq kolokan, pake lapor satpam segala
Sarah: Lho, sekarang Ibu dibilang satpam … ugh, aku sebel sama kamu …
John: Iya maaf, Ibumu cantik, seksi, bahenol, suit suit deh pokoknya …
Sarah: Ha ha ha, rasanya koq nggak pantes, Ibu koq disebut seksi …
John: Dibilangin juga apa …
Sarah: Sudah ah, mulai do’a yuk … aku belum cerita sakitku apaan ya? Sebenarnya aku sakit

Sekali lagi aku mencegah Sarah untuk melanjutkan cerita sakitnya, aku ingin berbaik sangka dan selalu berbaik sangka padaNya, semoga dengan keberkahan do’a kami malam ini ada jalan bagi kesembuhan Sarah … mulailah kami mengangkat tangan dan melantuntan senandung penghambaan padaNya … setiap penggal do’aku dijawab dengan kata amiiin oleh Sarah, Sarahku, sakit apaan sih dia?

Ya Tuhan, pemilik seluruh langit dan bumi. Kami sepasang anak manusia yang kau persatuhkan dengan perintahMu ingin menghaturkan do’a, kami yakin hanya Engkau saja yang dapat menolong kami, tanpa pertolongan dariMu maka segala daya upaya kami akan sia-sia belaka … Amiiiin

Ya ALLAH ya Tuhan kami, istriku sedang sakit, aku juga sedang sakit. Sembuhkan sakit kami, karena hanya Engkau saja pemilik khazanah kesembuhan ini, karenanya Ya Tuhan ... sembuhkan kami dengan QurdratMu ... Amiiiin

Ya ALLAH, aku mencintai Sarahku, jika untuk kesembuhannya Engkau menginginkan nyawaku, aku rela nyawaku untuknya, aku rela ruhku telepas dari jasadnya ... apa saja bisa aku lakukan untuk kesembuhannya. Sedangkan untuk kesembuhanku, jangan pernah Engkau sembuhkan, aku ridho dengan sakit yang Engkau hujamkan ke dalam hatiku. Aku mencintaiMu, rasulMu dan juga Istriku, karenanya sembuhkan sakit Sarahku. Bukankah aku ini hambaMu? Siapa yang dapat penuhi permintaan seorang hamba selain Tuannya? Engkau saja Tuhanku, Engkau pelindungku, Engkau Dzat yang Maha Perkasa, pemilik hatiku ...

Kali ini, tiada kata amin yang terucap dari mulut Sarahku. Yang ku dengar hanya isak tangisnya, aduh ... aku lupa, Sarahku begitu perasa ... akhirnya aku sudahi do’aku dan menenangkan tangis istriku.

John: Sayang, kenapa menangis?
Sarah: Aku tidak mau, aku tidak mau …
John: Apanya yang tidak mau!
Sarah: Akulah yang pantas untuk mati untuk kesembuhanmu, bukan kamu …

Kali ini tangis Sarah semakin kencang, aku bingung bagaimana menenangkannya. Aku berbalik dan coba tenangkan Sarah yang sedang sesegukan. Kali ini Sarah enggan dipeluk, aku ingin membiarkannya menangis dalam pelukkanku, tapi Sarah mencegahnya, dia tidak ingin di peluk. Aku membiarkannya sampai beberapa saat, kemudian Sarah mengeluarkan kalimat yang sungguh menyesakkan hatiku ...

Sarah: John, sebenarnya aku sedang sekarat, aku sakit kanker darah, leukemia John …
John: (aku terdiam sesaat) aku mencintaimu Sarah, aku mencintaimu
Sarah: Kalau kamu John, apa sakitmu yang dengannya kamu enggan untuk disembuhkan bahkan ridho dengan sakitmu ...
John: Hatiku sedang sakit Sarah, Dia telah menghunjamkan rasa cinta yang sangat kuat, cinta padamu, karenanya aku enggan disembuhkan dari sakit ini. Aku ingin mencintaimu selamanya ...

Kali ini keengganan Sarah telah mencair, Sarah menubrukku dan memelukku dengan erat. Aku membiarkannya menangis tersedu dalam dekapanku. Ah ... Sarah, tenyata Sarahku sedang sakit, sakit yang parah. Aku cukup terpukul dengan kenyataan ini ... Sarahku sekarat

Adzan subuh berkumandang dari PDA ku, aku melepaskan peluk erat Sarah dengan sangat perlahan. Sarahku ternyata lagi sekarat, tapi dia tegar dan tampak seperti tidak sakit sedikitpun, hebat sekali ... Aku berjalan sedikit linglung ke basement apartemen tempat musholah berada. Aku temui Dave sudah ada di dalam musholah sedang sholat sunah sebelum subuh. Kali ini aku begitu sedih, ingin rasanya aku menangis, aku bisa tegar dengan pengumuman rencana pemecatanku di kantor, tapi mendengar kenyataan bahwa Sarahku sekarat, sungguh aku sulit untuk tegar ... Semoga ALLAH menguatkanku, ujian untukku kali ini berat sekali, ya ... ujian dariNya untukku. Aku sulit untuk tegar dengan kenyataan bahwa Sarahku sekarat ...

No comments:

Post a Comment

Ingin berkomentar? cerita yang baik-baik saja, karena DIA suka dengan hal yang baik-baik. Siapa yang membuka aib, maka di akherat ALLAH akan membuka aibnya ...