Jemput Aku di Pintu Surga (Dibuang Sayang #2 - Bagian 19.5)
Heran deh dengan diriku sendiri, padahal aku sedang ada masalah denngan kemungkinan PHK karena aku dianggap tidak produktif oleh kantor, eh sempat-sempatnya gangguin Sarah. Ah, aku memang sedang jenuh ... Sarah, hanya dengan memandangnya saja aku sudah merasa bahagia ... melihat senyumnya, tawanya, cemberutnya, dan juga tangisnya. Sebenarnya aku masih ingin mengganggunya, sumpah ... aku suka melihat Sarah menangis merengek-rengek, terisak, sesegukan ... apalagi kalau tangisnya ia tumpahkan dalam pelukanku. Menikah memang indah, menyesal aku kenapa tidak menikah dari dulu ...
John: "Sarah, sebenarnya aku menyesal menikah denganmu "
Sarah: "John, kamu ingin membuatku menangis lagi ya?"
John: "Nggak la sayang, aku menyesal kenapa tidak mengenalmu sejak dulu, kenapa Dave baru mempertemukan kita, kenapa aku baru singgah ke rumahmu kemarin ... seandainya sejak dulu kita bertemu ..."
Sarah: "Kalau sejak dulu, mungkin aku nggak suka padamu John"
John: "Wah, Sarah mau bales nih sepertinya "
Sarah: "Iya, kalau dulu mungkin aku terlalu kanak-kanak untuk bisa memilih, jadi mungkin kalau sejak dulu aku mengenalmu, bisa saja aku tidak suka padamu ... kamu kan wajahnya standar, dibilang cakep juga nggak terlalu, tapi kalau dibilang jelek juga nggak. Apalagi gajimu yang hanya seiprit, aduh boooo… mikir 27x aku kalau sampai mau sama kamu John…"
John: "Sarah, aku kagum dengan kalimatmu yang tadi…"
Sarah: "Kalimat yang mana?"
John: "Yang tadi, yang kamu sebut saat tragedi BATMAN"
Sarah: "Yang mana sih?"
John: "Kalimat yang ini ... apa kamu punya istri lain selain aku? Aku sangat mencintaimu John, jika di dalamnya kamu berbahagia, aku tetap akan mencintaimu, aku sangat mencintaimu John, tapi tolong jangan tinggalkan aku ... masih inget kan?"
Sarah: "Maksud elu" (sambil menunjukkan mimik garang tapi tetep imut, banget)
John: "Sebenarnya aku memang punya istri selain kamu"
Sarah: "Kamu beneran John?"
John: "Beneran, aku nggak bohong?"
Sarah: "Jadi …"
Yah, nangis lagi deh … tapi kali ini, aku biarkan dia tumpahkan emosinya untuk sejenak … aku sedang berfikir untuk merangkai kata yang tepat. Kali ini apa ya? …. Ok, sudah dapat.
John: "Tapi Sarah, ini untuk kebaikanku … juga untuk kebaikanmu"
Sarah: "Maaf John, aku sedang tidak ingin membahasnya … tolong tunggu sampai aku tenang dulu, please …"
John: "Kamu kecewa …?"
Sarah: "Iya, aku kecawa … kenapa kamu tidak jujur sejak awal"
John: "Sarah sayang, aku ingin mengenalkan kamu padanya …"
Sarah: "Tidak perlu, sepertinya tidak perlu … sekarang, atur saja jadwal gilirku, aku menurut saja apa maumu … sudah, aku mau istirahat …"
Sarah membanting tubuhnya yang sintal ke atas ranjangnya yang empuk, tertelungkup … aku dapat melihat guncang tubuhnya karena tangisnya meledak, tapi suara tangisnya tidak begitu terdengar karena Sarah menutup wajahnya dengan bantal …
John: "Sarah, aku harus mengenalkan istriku itu padamu"
Sarah: "John, apa kamu tidak dengar kata-kataku, apa kamu sudah tidak memahami bahasa manusia? Aku tidak mau dan aku tidak peduli John …"
John: "Aku sudah lama bersamanya, sejak kuliah … kami selalu bersama kemanapun aku berada, di kampus, di jalan, di masjid, bahkan di kantor …"
Sarah: "Apa Dave tahu tentang ini?"
John: "Ya tentu tahu, sesekali Dave juga meminjamnya"
Sarah: "Meminjam? Meminjam katamu … keji sekali pekerjaan kalian, John … sepertinya kita tidak harus berlama-lama menjadi suami istri, aku tidak mau suamiku bermaksiat kepada ALLAH, ternyata kalian sebejat itu …"
John: "Karenanya aku ingin mengenalkannya padamu, kamu boleh kalau ingin meminjamnya dariku …"
Sarah: "Kamu ngomong apa sih John, kamu sudah semakin gila ya?"
John: "Sarah, tolong dengarkan aku dulu … saat inipun dia bersama dengan kita"
Sarah: "Siapa? Istrimu itu? John, aku semakin tidak faham dengan ngelanturmu itu"
John: "Makanya dengarkan aku dulu … itu istri pertamaku"
Sarah duduk dari telungkupnya karena penasaran, dia melihat ke arah jari telunjukku. Matanya tertuju pada laptop layar lebar milikku …
Sarah: "John, aku tidak faham apa maksudmu?"
John: "Itulah istri pertamaku, aku selalu bersama dengannya, di tempat kost, di masjid, di kantor, bahkan sekarang laptopku berada diantara kita. Bagaimana Sarah sayang, kamu masih marah padaku ..."
Sarah: "John, kamu usil banget …. Ugh, aku sebel tau, pokoknya seebbeeeeeel. John jelek "
Monday, June 23, 2008
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment
Ingin berkomentar? cerita yang baik-baik saja, karena DIA suka dengan hal yang baik-baik. Siapa yang membuka aib, maka di akherat ALLAH akan membuka aibnya ...