Monday, June 23, 2008

Laptop Murottalku

Jemput Aku di Pintu Surga (Dibuang Sayang #1 - Bagian 24.5)

Selepas sholat subuh di musholah, aku membaca beberapa lembar Al Qur’an dan mencoba menata bacaanku sambil mendengarkan murottal dari laptopku. Sarah memperhatikan aku dengan seksama dari atas ranjangnya sambil bersandar pada bantal yang ditumpuk dua, kemudian aku memandang ke arahnya sambil memicingkan mataku …

John: "Apa sih liat-liat? "
Sarah: "Nggak ada apa-apa, lucu saja liatnya … hi… hi…"
John: "Liat apaan? "
Sarah: "Liat kamu itu lho, anak kuliahan kalau belajar baca qur’an begitu ya? Trial and error juga seperti lagi percobaan di laboratorium ... "
John: "Biarin aja, weeek ... namanya juga usaha. Maunya sih belajar langsung ke kamu, tapi kamu kan lagi dapet, jadi mana bisa …"
Sarah: "Oh begitu ya ... John, kamu tau nggak kalau tanda mencintai ALLAH itu diantaranya adalah mencintai kalamNya. Aku melihat tanda itu padamu …"
John: (diam sejenak) "Sarah, kamu tau nggak ... tanda mencintai ALLAH dengan lebih adalah mencintai orang yang di hatinya tersimpan kalamNya ... "
Sarah: "Hua ha ha ... nemu hadist dari mana? Bisa-bisanya ngarang! "

Aku masih berjibaku menata beberapa hafalan surah-surah pendek dalam juz terakhir, setelah merasa cukupan aku shut down laptopku dan menemani Sarah bersandar di sampingnya.

John: "Sarah, kamu suka memandang langit? "
Sarah: "Kadang-kadang iya, memang kenapa? "
John: "Aku suka sekali memandang langit, tapi setelah menikah denganmu aku sudah tidak terlalu sering mendongak ke langit dan memandanginya ... "
Sarah: "Memang kenapa, koq suka memandang langit ... "
John: "Aku punya sajak khusus jika sedang melihat langit"
Sarah: "Sajak? Seperti apa? "
John: "Kala ku merindu, kupandang kerling bintang di langit, karena kuyakin kekasihku ada di bawah naungan bintang yang sama ... "
Sarah: "Keren juga ... terus sekarang setelah menikah denganku, apa hubungannya dengan mengurangi intensitas memandang langit? "
John: "Ada lah... sekarang bintang terang itu ada di sampingku, kekasih yang berada dalam naungan bintang itu telah menjadi istriku ...
Sarah: "Halah, gombal tau ... "

Lalu Sarah menggenggam tangan kiriku dan memainkan jari jemarinya, aku merapatkan tubuhku dan membuka rangkulku. Aku membiarkan Sarah merebahkan kepalanya di dadaku, aku mencium wangi rambutnya dan menikmati aroma wanngi yang khas dari rambutnya pada rongga pernafasanku dan pada setiap ruang paru-paruku. Hembusan nafas Sarahku dapat aku rasakan dengan begitu lembut menerpa pakaian sholatku ... ah, indahnya hidupku.
Sarah: "Sayang... Kamu percaya kalau setiap do’a orang beriman akan selalu diterima olehNya, kalau tidak dikabulkan di dunia maka akan dikabulkan di akherat ... "
John: "Percaya banget, bahkan bila manusia tahu bagaimana maha dahsyatnya do’a-do’a yang dikabulkan di akherat, maka mereka ingin agar semua do’anya di dunia tidak ada yang di kabulkan di dunia, tapi mereka ingin semua pembayaran atas do’anya dilakukan di akherat saja, semuanya ... begitu kan ...? "
Sarah: "Iya, betul banget ... "
John: "Terus sambungannya apa? "
Sarah: "Sambungan apaan? "
John: "Kamu mau ngomong apa? Koq introduction-nya tentang do’a yang dikabulkan? "
Sarah: "Sebelum bertemu denganmu, aku selalu berdo’a agar sebelum aku mati aku ingin menjadi istri dari orang yang baik, aku ingin menyempurnakan hidupku lalu disebut sebagai seorang istri dari orang yang beriman, aku ingin menjadi istri dari suami yang mencintaiku apa adanya, mencintai aku di dunia sampai di akherat selama-lamanya ..."
John: "Lalu ... ? "
Sarah: "Dulu, aku kira suamiku akan setampan David Beckham, ternyata dapetnya cowok standar seperti kamu ... hi... hi... hi... "
John: "Ha.. ha... ha... lucu, ternyata kamu dapetnya bukan pemain sepak bola, tapi wasitnya saja ... ha.. ha... ha... "
Sarah: "John, aku sayang padamu. Do’aku sudah terkabul ... aku mendapatkan suami yang baik, suami yang mencintai aku dengan menjalankan perintah ALLAH, dan ... apakah engkau mau mencintai aku selama-lamanya? "
John: "Ya, nggak janji ... "
Sarah: "Lho, koq gitu sih? "
John: "Tadi habis sholat subuh, aku do’a yang cepat, padat dan berisi, tentang kamu ... "
Sarah: "Do’a apaan? "
John: "Do’anya begini, Ya ALLAH ... aku mohon padaMu, jangan biarkan Sarah menjadi melar seperti Ibunya, kasihanilah aku ... aku tidak sanggup, aku tidak akan sanggup jika hal itu terjadi ... "
Sarah: "Tidak sanggup apaan? "
John: "Tidak sanggup memelukmu karena kau menjadi terlalu lebar, terlalu lebar untuk rangkulku, terlalu berat untuk kugendong, dan terlalu berlebihan ... "
John: "Terlalu berlebihan bagaimana? "
Sarah: "Iya lah, kalau kamu jadi gendut ... bajunya jadi lebih gede, timbangan badanmu jadi berlebih, pandangan mataku jadi terhalangi karena ukuranmu yang berlebih, pokoknya berlebih semua deh ... "
Sarah: "Ugh, sebel sebel sebel ... "

Sarah menunjukkan wajah manyunnya, hi... hi... jadi gemes deh. Aku cubit pipinya kiri dan kanan bergantian, sampai Sarah meringis kesakitan ...

Sarah: "Aduuuuh, sakit tau ... "
John: "Sakit ya? Kalau dipeluk seperti ini sakit nggak? "
Aku memeluknya erat sekali, sampai-sampai Sarah kehabisan nafas karena aku memeluknya dengan sangat kencang. Setelah puas, aku memandangi wajahnya yang masih cemberut ...

John: "Aduh, anak ibu masih manyun ya? Maaf deh, hanya bercanda ... "
Sarah: "Nggak, pokoknya masih sebel ... "

Setelah beberapa saat, aku masih membiarkan Sarah memasang wajah manyunnya, lalu aku berbaring dan meletakkan kepalaku di atas pahanya ...

John: "Cantik, masih marah ya "
Sarah: "Iya, pokoknya masih sebel ... "
John: "Beneran masih marah "
Sarah: "Pokoknya sebel sebel sebel ... "

Ugh, istriku sungguh menggemaskan. Aku biarkan Sarah sebel sampe bosen ... selang beberapa saat setelah aku pandangi wajahnya secara berterusan, akhirnya Sarah bosen juga

Sarah: "Apa sih liat-liat ... "
John: "Sarah, maukah kamu berjanji padaku? "
Sarah: "Janji apaan? "
John: "Berjanjilah padaku supaya ... "
Sarah: "Supaya apa? Lama banget ngomongnya ..."
John: "Supaya kamu tidak berubah menjadi gembrot seperti Ibumu ... "
Sarah: "John, aku sebel lagi... pokoknya kamu jahaaaaat"
Setelah selesai acara sebel-sebelan, sebelum berangkat ke airport aku coba mengenakan pakaian dan dasi pemberian Sarah. Dino? Biarin deh, namanya juga hadiah dari istri tercinta, harus dipake trus dipamerin ke Sarah ...

John: "Cantik, gimana gayaku hari ini?"
Sarah: "Wah, matching banget"
John: "Masih sebel? "
Sarah: "Nggak koq, udah baikan ... "
John: "Senyum dong yang manis "
Sarah: "Hiiii, sudah kerasa manisnya" (sambil tersenyum lebar)
John: "Sudah, dapet … kerasa banget"
Sarah: "Sayang, aku heran dengan beberapa isi dari suratmu untukku, rasanya koq nggak sesuai dengan kenyataan"
John: "Yang mana?"
Sarah: "Katanya kamu hanya menggenggam perkara wajib dalam agama ini, tidak lebih. Tapi nyatanya kamu sholat malam, walau tidak terlalu banyak tapi kamu membaca Al-Qur’an setiap hari, dzikir juga ... panjang dan lama ... "
John: "Emm, ada orang yang menganggap sesuatu itu wajib berdasarkan takarannya masing-masing. Anak kecil hanya mampu mengangkat beban 1 kg dengan susah payah tapi orang dewasa bisa angkat beban sampai 5 kg tanpa merasa terbebani. Begitu juga dengan amalan agama"
Sarah: "Begitu ya, lalu bagaimana dengan kamu?"
John: "Aku berusaha dan bercita-cita, apa saja wajib bagi Nabiku hal itu juga wajib bagiku"
Sarah: "Misalnya? "
John: "Nabi bersabda, jika tidak memberatkan umatku maka akan aku wajibkan sholat malam, dengan dasar sabda nabi tersebut maka boleh dong kalau saya mewajibkan sholat malam bagi jasadku"
Sarah: "Yang lainnya bagaimana?"
John: "Pernah seseorang bertanya tentang pentingnya amalkan agama kepadaku, lalu aku jawab bahwa tiap-tiap amalan agama punya peran berbeda-beda bagi bekal kehidupan kita di akherat. Seperti hari ini, kalau lapar maka rasa lapar bisa hilang dengan makan, kalau pengen pipis ya ke toilet, dan sebagainya. Tidak bisa dibalik-balik, misalnya pengen pipis terus dia makan, atau kalau lagi laper eh pergi ke toilet, nggak nyambung banget lah yau ... begitu juga dengan amalan kita di dunia. Pernah aku sakit panas lalu aku mengigau, aku mengatakan berulang ulang bahwa jika umat ini kekurangan sedikit saja dari amalan agama maka nanti di akherat umat ini akan mengalami penderitaan dan kesusahan yang selama-lamanya"
Sarah: ..... silent ....

No comments:

Post a Comment

Ingin berkomentar? cerita yang baik-baik saja, karena DIA suka dengan hal yang baik-baik. Siapa yang membuka aib, maka di akherat ALLAH akan membuka aibnya ...