Di pondok pesantren kami yang damai, semua selalu berjalan tertib dan sesuai jadwal. Mulai bangun tidur sampai tidur kembali selalu dilalui dengan mengikuti aturan yang ada, semua dilaksanakan dengan penuh ketaatan oleh semua santri. Memang sih, terkadang juga dijumpai santri yang tidak bangun pagi sehingga dapat dipastikan … nggak ikut sholat malam, sudah terbayang deh, dihukum … dan hukumannya beraneka ragam, tergantung ilham yang melekat di dalam benak Pak Cecep selaku penanggung jawab madrasah internasional, bisa disuruh hafalin 30 kosa kata Arab dan Inggris, dzikir di tengah lapangan sampai 2000 hitungan, bayar denda, atau berbagai jenis hukuman yang sifatnya mendidik.
Pertengahan Agustus 2006, Perkenalan
Kami mendapat guru baru, tepatnya guru matematika yang baru, tapi sepertinya pernah liat deh … em, di mana yah. Rupanya orang yang sering diajak Pak Kyai kalau malem hari ke sini, eh sumpah demi ALLAH, saya kira itu tukang pijat pribadi Pak Kyai, rupanya arsiteknya pondok ini ya… trus sekarang koq alih profesi jadi guru?
Hari jum’at, pertemuan pertama … perkenalan, terlihat di wajahnya kalau masih ragu untuk memulai kelas, kemudian dia meraih buku absensi dan memperhatikan setiap nama satu per satu dan mulai memanggil nama demi nama. Setelah selesai, para santri balik bertanya, “namanya siapa, Pak?”, Kiki memulai, Anya nimbrung, “Pak, sebutkan lima kelebihan yang ada pada diri Bapak?”. “Nama saya Abdullah, lengkapnya …”, Pak Doel menulis sederet nama lengkap dengan alamat email dan url, alamat situs pribadinya. “Kalau 5 kelebihan yang saya miliki apa yah, eeemmm, mungkin kelebihan berat badan”, waaaa, anak-anak pada ketawa bareng. Imey ikut bertanya, “koq bisa ngajar di sini Pak, rasanya kita pernah lihat Bapak di Pondok Surabaya deh?, Pak Kyai pernah ceritain tentang Bapak sewaktu upacara … beneran Pak, itu Bapak ya? Kenal Pak Kyai sudah lama ya Pak?” Pak Doel tersenyum kecil, “sebenernya saya hanya diminta sama Pak Kyai untuk mengajar di kelas matematika sampai guru matematika kalian ada, jadi sifatnya sementara”. Kemudian Dina juga ikutan bertanya, “tanya Pak, dulu ibunya Pak Doel ngidam apa?”. Pak Doel mengerutkankan dahinya, lalu Dina menyambung pertanyaannya, “sepertinya Bapak orangnya pinter, beneran mau ke luar negeri untuk beasiswa di Eropa?”.
Waduh ketauan deh, Pak Doel berguman dalam hatinya, kemudian mulai menjawab pertanyaan Dina, “kalau urusan ngidam, saya nggak tau dulu mama ngidam apa, tapi mengenai beasiswa … saya memang pernah menjadi kandidat untuk beasiswa dari Eropa tepatnya dari Austria, khusus untuk negara-negara di Asia Tenggara, tetapi peraturan tertentu memaksa saya untuk tidak bisa ikut, masalah kuota perguruan tinggi, sedangkan saya saat itu bukan staf pengajar di perguruan tinggi manapun”.
Kelas matematika akhiranya di mulai, beberapa siswa memanggil Pak Doel dengan panggilan Babashong, atau juga Pak Basong, mungkin karena wajahnya yang oriental seperti artis mandarin (Andy Lau, yah tepatnya seperti Andy Lau … red). Berbeda dengan Sari, dia lebih suka memanggil nama Pak Doel dengan sebutan Pak Ganteng, Pak Doel tertawa kecil sambil berkomentar, “saya dipanggil apa saja terserah anda sekalian, asalkan itu membuat kalian senang, itu juga yang akan membuat saya senang”. Walhasil, sebagian kelas memanggil Pak Doel dengan Pak Basong, Babashong, tetapi ada juga yang masih memanggil dengan nama Pak Doel atau sekedar Pak. Kalau ditanya sebenarnya lebih suka dipanggil siapa sih? emm panggil Pak saja, lebih terasa tua dan tahu diri.
BAB pertama adalah tentang bilangan akar, pangkat dan logaritma, metode pengajaran sedikit aneh dan tidak biasa, yaitu problem solving … tanpa penjelasan sebelumnya, dan langsung membahas soal. Sebagian anak-anak protes dengan metode seperti itu, Nina angkat bicara, “Pak, koq gak ada penjelasan sama sekali sih, trus langsung masuk ke pembahasan soal, kami kan bingung”. Untuk menjawabnya, Pak Doel bercerita tentang cara cepat belajar berenang, “kalian bisa renang? Tau cara cepat belajar berenang? Langsung nyemplung ke kolam renang, maka langsung berusaha untuk bisa … tapi kalau memulai dari teori cara berenang, apa ada manfaatnya?”, anak-anak merasa kurang faham dengan contoh kasus belajar berenang, kemudian “ini saya ceritakan teori berenang, angkat tangan kanan kemudian tendangkan kaki kiri angkat tangan kiri kemudian tendang kaki kanan dan seterusnya berulang-ulang … kalau teori renang seperti tadi apa bisa dipakai praktek berenang? Yang ada juga tendang-tendang air di kolam renang, bikin basah ibu-ibu yang jagain anaknya berenang … Makanya sekarang saya ingin short cut, memulai dari soal, kita bahas bersama, dan kalau ada masalah baru kita pelajari teorinya, tetapi tentu saja kita sudah lihat jenis permasalahan dan tingkat kesulitan soal”.
Hari demi hari berjalan begitu cepat, berbagai kisah dilalui, juga bergerak linier dengan kecepatan waktu. Agustus, September, Oktober, hingga akhirnya kisah tentang arsitek mendadak guru berakhir dengan tanpa ending yang jelas (pasti bingung karenanya)
Friday, April 4, 2008
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment
Ingin berkomentar? cerita yang baik-baik saja, karena DIA suka dengan hal yang baik-baik. Siapa yang membuka aib, maka di akherat ALLAH akan membuka aibnya ...