Hari ini, Rara lagi bandel … bagaimana tidak, dia tertidur di kelas matematika, tetapi dibiarkan saja sampai akhirnya satu jam sebelum kelas berakhir Rara terbangun juga, “heeeh, bangun juga si TT (tukang tidur), hampir aja saya tinggal sendirian di kelas terus dikunci aja dari luar, biar jera …” begitu ide ‘brilliant’ Pak Doel ketika menyaksikan tingkah Rara yang tidur di kelas.
Dipandangi dari kejauhan membuat Rara salah tingkah, dia maju ke hadapan dan minta soal, karena saat itu memang sedang sesi pembahasan soal. “Pak, saya beri soal dong, sembarang deh nomer mana saja”, lalu Pak Doel dengan sedikit acuh dan tidak menggubris sumber bunyi mengatakan, “kamu kerjakan nomer 42”, Rara sibuk mencari nomer 42, padahal jumlah soal hanya 40, “lho, nggak ada nomer 42-nya, marah ya sama Rara, maafin Rara deh”.
Akhirnya Rara duduk dihadapan Pak Doel dan tidak mau bergeser sambil menunggu tanggung jawab soal untuk dikerjakan di papan tulis, Pak Doel melihat si badung dengan mata dipicingkan, biar deh … mata sudah sipit trus dipicingkan pula, ilang dong matanya. Pak Doel melihat nama yang tertulis di baju seragam pramuka Rara bertuliskan Niatul … lho, ini orang pake baju seragamnya siapa, atau tuker-tukeran property pribadi termasuk kebiasaan mereka di sini, wah gawat dan tidak boleh dilestarikan nih, bisa-bisa jadi judul film … berbagi suami, kalo sekarang berbagi seragam. Heemmmm, Pak Doel menghela nafas sampai panjang, oh ummat … apa yang sedang terjadi, jika ummat ini meninggalkan tanggung jawab sebagai orang Islam untuk saling mengingatkan maka akan dicabut daripadanya keberkahan wahyu. Pak Doel coba bertahan dan tidak menangis di dalam hatinya.
Tiga perkara saja yang bisa membuat Pak Doel tersentuh dan menangis di hatinya, (1) jika ummat Islam tinggalkan sholat berjama’ah, (2) jika ummat Islam tinggalkan dakwah, dan saling mengingatkan diantara mereka, (3) jika ummat Islam saling bertengkar untuk perkara kecil.
“Pernahkan Nabi SAW meninggalkan sholat berjama’ah? jika tidak maka pasti ada apa-apanya, terdapat sesuatu yang penting di dalamnya. Bahkan di akhir kehidupan Beliau, walaupun sakit tetapi tetap beliau di berdirikan dalam shaf berjama’ah”. Menyebut Nama Baginda Rasulullah SAW membuat penjelasan terhenti, menahan tangis yang hampir tumpah dari bendung kelopak matanya. “ALLAH sangat suka dengan jama’ah, dan lebih suka pada jama’ah yang besar, walaupun di dalam jama’ah, ditemui sholat yang tidak tertib tetapi hanya dengan melihat jama’ah sholat dapat membuka pintu kerohimanNya sehingga sholat tetap akan naik ke langit dan diterima”.
“Jika ummat Islam tinggalkan dakwah dan tidak saling mengingatkan, maka kehancuran akan tiba sedikit demi sedikit, walau pelan tapi pasti. Jika orang berzina di hadapan umum, tidak ada yang mengingatkan, maka perzinahan akan merajalela, jika seorang gadis membuka aurat di muka umum dan tidak ada yang mengingatkan, maka orang-orang akan bersepakat bahwa membuka aurat tidak apa-apa, dan inilah kerusakan yang dilakukan bersama, semua ummat Islam bertanggung jawab untuk perbaiki kerusakan ummat ini”.
“Bila kalian melihat kemungkaran maka cegahlah dengan tanganmu, jika tidak maka cegah dengan lisanmu, jika tidak maka merasa bencilah dengan kemungkaran di dalam hatimu, dan ini merupakan selemah-lemah iman”.
“Tahukah kalian apa yang akan terjadi di akherat, semua perkara yang besar, hiruk pikuk dan kebingungan yang dahsyat luar biasa, dan hanya ALLAH saja sebagai tempat berlindung. Yang paling berharga hanyalah iman dan amal sholeh, semua harta menjadi percum tak bergun (percuma dan tidak berguna). Tapi hari ini, karena harta warisan kakak adik berkelahi, karena sengketa tanah, tentara menembakkan bedilnya ke arah rakyat kecil, karena perut kosong, seorang ayah akan membunuh untuk mendapatkan uang yang sedikit”.
“Ini kelas koq berubah jadi kultum, yah sudah … coba lain kali pakai seragammu sendiri, punya alasan yang kuat sehingga kamu pinjem seragamnya Anya? basah, belum dicuci, atau apapun alasannya, itu tanggung jawab pribadi masing-masing, besok-besok jangan diulangi lagi, OK Rara”, Pak Doel mengakhiri ‘ceramah’ singkatnya di kelas matematika.
Dalam cengkrama siang di depan teras kantor, Rara dan beberapa santri putri lainnya kembali menanyakan mengapa begitu marah dengan aksi saling pinjam seragam. Rara bertanya, “sepertinya tadi marah sekali, memangnya kenapa Pak?”. Pak Doel hanya menghela nafas, “hemmm, suatu saat kalian semua akan menjadi ibu, ibu dari anak-anak kalian, istri dari suami kalian, jika hari ini kalian tidak bisa bertanggung jawab atas property masing-masing, maka bagaimana nanti bisa disiplin”. Pak Doel menggeser duduknya, dan melanjutkan ‘petuahnya’, “ingin belajar disiplin, di sini tempatnya, selama masih dalam proses belajar, menjadi ibu itu bukan perkara kecil, tapi perkara besar, bahkan sangat besar … sampai-sampai Nabi SAW sendiri bersabda kalau sorga itu di bawah telapak kaki ibu, memangnya ibu seperti apa yang bisa jadi penentu sorga kita, pasti ibu yang sangat luar biasa … bukan hanya sekedar melahirkan anak lalu sudah, tetapi ibu yang memiliki peran yang luar biasa …, tapi yang jelas, mulai sekarang cobalah untuk bertanggung jawab atas semua barang pribadi milik kalian sendiri, jangan sampai lalai dengan urusan pribadi, bagaimana mau urusin anak kalau diri sendiri saja gak keurus”.
Dalam diary digital-nya, Pak Doel menulis dan bercerita tentang begitu hiruk pikuknya kehidupan di padang mahsyar, lalu dia menuliskan sederet do’a untuk mama, “ya Rabb, benarkah di padang mahsyar nanti semua manusia menjadi egois? semua memikirkan dirinya sendiri-sendiri, nafsi-nafsi !! Jika demikian, jangan biarkan hal itu terjadi padaku, Ya Rabb aku memohon dengan sangat hanya padaMu, dan bilamana mama menghampiriku kemudian meminta sedikit ganjaran amalanku maka sungguh akan aku serahkan semua untuk mama, apalah diri ini … kalaupun aku yang pendosa ini ingin menebus kebaikan mama walaupun untuk seteguk air susu yang telah dia berikan kepadaku dengan penuh kasih, maka tak akan mampu aku menebusnya, bahkan jika tubuhku dicincang hingga lumat, dihidupkan kembali, dihancurkan lagi, dihidupkan kembali, berulang-ulang hingga 70 kali maka kebaikan mama sungguh tak berbalas, karenanya Ya Rabb, selamatkan kami di hari itu, hari yang pasti akan datang menghapiri kami … ya Rabb kabulkan do’aku”
Friday, April 4, 2008
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment
Ingin berkomentar? cerita yang baik-baik saja, karena DIA suka dengan hal yang baik-baik. Siapa yang membuka aib, maka di akherat ALLAH akan membuka aibnya ...